Diduga!!! Konspirasi YG Dan AK Dalang Utama Penukaran Barang Bukti Biji Timah 17 Ton

Belitung, Diduga Kuat dalang Kasus 17 ton pasir timah ilegal hingga kini terus bergulir. Dua orang berinisial SP dan LH diperiksa intensif penyidik Satreskrim Polres Belitung.

Belakangan diketahui muncul beberapa nama yang diduga terlibat dalam kasus 17 ton pasir timah tersebut. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa nama AK DALANG UTAMA terkait dengan kasus 17 ton pasir timah ilegal. Bahkan, AK disebut juga sebagai pemodal Dalam Aksi Penyelundupan Biji Pasir Timah itu.

“YG alias YOGA dan DN alias DONI muncul namanya di kasus timah 17 ton kuat Dugaan Memanipulasi Barang Bukti atau Mencoba Menukarkan atau Menghilangkan Barang Bukti Biji Timah ” ujar sumber tertutup saat berbincang Beberapa Hari yang Lalu , Rabu(02-04-2025).

Baca Juga

• Heboh penemuan sabu 58 kilogram di tambang besar desa Ketep kecamatan Jebus Bangka barat
• Dandim 0413/Bangka bersama Forkopimda kota Pangkalpinang melaksanakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H
• Ramadhan penuh berkah , keluarga besar KB FKPPI propinsi Bangka Belitung berbagi takjil kepada warga di pimpin langsung oleh ketua KB FKPPI Rio septiady dan sekjen ibu Rusnani
• Penyaluran BBM Subsidi Tidak Tepat Sasaran, Aktivitas Pengerit Kian Marak di SPBU Perlang, Koba

“AK dan YG Berkerja Sama dalam mensiasati Barang Bukti tersebut AK dan DN mengucurkan Dana sebagai pemodal atau investor untuk penukaran barang bukti tersebut.”ucapnya

Diungkapkannya bahwa 17 ton pasir timah ilegal yang berhasil diamankan Satreskrim Polres Belitung berasal dari AK DiDuga Sudah DiTUKAR dengan Barang yang berkualitas Rendah.

Penukaran Barang Bukti yang di Keluarkan Oleh YG( Yang Di DUGA) 3 TON. Terpisah Menjadi Beberapa Ton yang Berbeda penerimaan Barang Penukaran Barang Bukti Tersebut. AK Mendapat Barang Bukti Tersebut sebanyak 1,6 TON dan DN Mendapat 1.4 Ton dan YG mendapatkan uang sebesar 10juta rupiah.

Serta ada beberapa oknum menerima uang kompensasi, Untuk Penukaran Barang Bukti Tersebut. Kuat Dugaan AK dan DN mengeluarkan beberapa Puluh Juta Rupiah sebagai Kompensasi Nya.

(JurnalismeOnline/Rusmantoro)