Klaten, jurnalisme.info -
Pagi ini adalah Senin Kliwon, dalam penanggalan kalender Jawa, karenanya kita mengunjungi salah satu Pasar dadakan di Daerah Delanggu yakni Pasar Kliwonan, ( 09/12/2024 ) Pasar sendiri adalah tempat aktivitas jual beli kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat di Daerah pedesaaan, keberadaannya merupakan penanda denyut nadi perekonomian di daerah, karena disinilah bertemunya segala jenis kepentingan, transaksi dan aneka ragam jual beli kebutuhan keseharian masyarakat.
Namun uniknya pasar kali ini adalah pasar dadakan atau pasar yang tidak buka setiap hari, melainkan hanya pada hari hari pasaran tertentu menurut kalender penanggalan Jawa, kalau pada umumnya pasar buka setiap hari, namun di Klaten, ada pasar permanen atau pasar desa yang buka setiap hari, ada juga pasar musiman yakni pasar tradisional unik yang bukanya hanya setiap lima hari sekali, berdasarkan hari pasaran Jawa.
Pedagang Jawa dari dulu menggunakan kalender penanggalan Jawa sebagai acuan untuk membuka pasar, atau usaha, Kalender penanggalan Jawa yang menggunakan siklus pancawara atau siklus yang terdiri dari lima hari, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon, Pancawara biasa disebut dengan istilah pasaran, dan hingga saat ini tradisi dan jejak pasar-pasar itu masih ada, berikut kita informasikan lima pasar di Klaten yang buka berdasarkan hari Pasaran Jawa, yang menjadi magnet tersendiri bagi para konsumen maupun produsen yang menantikan kehadirannya tiap 5 hari sekali.
Di lapangan Desa Bonyokan, Jatinom, Klaten, ada Pasar legen, lokasinya sangat luas, pedagang yang berjualan di sini sangat banyak, mulai dari bibit tanaman, alat elektronik, alat pertanian, aksesori, pakaian, sepatu, onderdil kendaraan, sepeda, dan lainnya, komplet sekali barang-barang antik juga banyak dijual di sini, selain ada juga lapak khusus untuk berjualan hewan ternak.
Pasar Legen Jatinom Klaten juga dikenal sebagai pasar barang bekas dan barang langka, di sini kita bisa mencari onderdil bekas langka, di mana sudah tidak diproduksi oleh pabrikan lagi, onderdil sepeda motor lawas, pakaian bekas, dengan kondisi yang masih bagus, dan banyak lagi.
Sementara di Juwiring ada Pasar Pahing Juwiring yang lebih dikenal sebagai Pahing'an, pasar ini buka setiap hari pasaran Pahing, lokasi Pasar Pahing'an Juwiring di sepanjang jalan Pasar Tanjung Juwiring, Klaten, atau tepatnya mulai dari pertigaan Bedrek sampai depan Polsek Tanjung.
Di Pahingan Juwiring, banyak penjual tembakau rokok, pakaian, dan juga hewan jenis unggas seperti ayam, bebek, dan burung, lalu ikan hias, serta yang paling mendominasi pasar ini adalah penjual barang klithikan.
Barang klithikan yakni barang-barang bekas berupa printilan yang dijual tidak dalam kondisi utuh, hanya komponen-kompenen tertentu saja, misal, knalpot, spion, velg, ban, dan sebagainya, selain itu ada juga pedagang yang menjual jasa seperti jasa servis termos, servis payung, hingga jasa refill isi korek gas, saking ramainya, terkadang arus lalu lintas di sekitaran Pasar Pahingan menjadi sedikit macet.
Pasar Wage biasa disebut dengan Wagen, yakni pasar dadakan yang hanya buka setiap pasaran wage, tepatnya di komplek Pasar Desa Sobayan, Pedan, Klaten.
Pasar Wagen menjadi pasar yang paling banyak di nanti orang di sekitar daerah Pedan, karena aneka dagangannya lengkap dan terjangkau harganya, dari sembako, perkakas rumah tangga baik kondisi baru ataupun bekas, aneka barang klithikan, dan lainnya, sementara lapak pedagang burung menjadi lapak favorit bagi para penggemar burung yang menguap kali pedagang membuka lapaknya, selain burung, biasanya juga di jual beragam bentuk kandang burung, kemudian daya tarik lainnya dari Pasar Wagen Klaten yakni awul Awulan'nya atau lapak baju bekas atau baju second import, dan branded, kalau bahasa gaul'nya thrifting, biasanya lapak ini diserbu muda mudi yang memburu pakaian pakaian branded bekas.
Terakhir adalah Pasar Kliwon Delanggu, atau Kliwon'an Delanggu yang kita kunjungi hari ini, sesuai dengan namanya, pasar hanya buka setiap pasaran Kliwon, Pedagang pasar Kliwonan berjualan di sebelah timur Pasar Delanggu, yaitu di sepanjang jalan Stasiun Delanggu Klaten, dan di Seputaran Gereja Santo Yohanes Rasul, kliwonan ini juga menyajikan beragam aneka pilihan kebutuhan, bauk pasar klithikan, maupun lapak pakaian bekas, sepeda onthel, ikan hias, ternak, alat pertanian, pertukangan dan bermacam jenis lainnya bisa kita dapatkan disini pun juga aneka kuliner street food di sepanjang Stasiun Delanggu hingga Lapangan Merdeka Delanggu.
Kliwonan Delanggu ramai dikunjungi pembeli, sebab harga barang yang dijual di sini lebih murah daripada harga di pasar biasa, tawar menawar adalah hal yang biasa terjadi di sini, layaknya sebuah budaya dialogis dan kearifan lokal yang awet terjaga, budaya tersebut masih kental di pasar ini, ditengah gempuran pasar instan dengan sistem barcode nya, yang menghilangkan budaya dialog dua arah antara penjual dan pembeli, padahal itu termasuk kearifan lokal budaya tawar menawar tersebut, semakin pandai menawar, maka akan semakin murah harga yang didapatkan, dan semakin akrab kita dengan pedagangnya maka harga naikin bersahabat, itulah uniknya pasar tradisional, dimana masih ada rasa teposliro dan kultur budaya Jawa yang kental dalam hal bisnis, Kliwon'an ini paling ramai di kunjungi kalau bertepatan dengan hari Minggu Kliwon, bisa dipastikan bakalan sedikit macet arus lalu lintas barat ke timur arah stasiun, karena berbarengan juga dengan jemaah gereja yang melaksanakan ibadah.
M. Hajiono salah seorang penggemar Pasar Kliwonan, yang seringkali mencari barang barang elektronik maupun perkakas aneka rupa saat mengatakan pada wartawan, ( 09/12/2024 ) " Saya senang sekali mengunjungi pasar pasar tradisional dadakan yang bukak'nya di tiap hari pasaran Jawa ini, karena barangnya komplit dan meskipun bekas tapi masih bagus bagus kwalitasnya, dan pastinya harganya murah mas, makanya saya sering hunting aneka ragam barang antik dan perkakas juga lainnya yang saya anggap menarik dan punya nilai daya jual kembali yang bisa lebih mahal, seperti investasilah gitu, kalau anak anak muda seringkali menyebutnya trifting, kalau saya yang saya cari barang yang antik antik mas, " sama sparepart yang sudah tidak keluar lagi. " Pungkasnya.
Begitulah sekilas terkait lima pasar di Klaten yang buka berdasarkan hari pasaran Jawa, dan barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar-pasar tersebut rata rata hampir sama karena pedagang yang berjualan di lima pasar itu juga orang yang sama, mereka berpindah berkeliling dari pasaran satu ke pasaran lainnya, tapi meskipun sama, setiap pasar memiliki ciri khas dan pelanggannya masing-masing, yang senantiasa setia menunggu hari pasaran guna bisa bertemu dengan para pedagang favorit dan barang dagangan incarannya.
( Pitut Saputra )