Gresik, jurnalisme.info -
Selalu menjadi momen yang istimewa dalam kalender Islam, di mana kebaikan dan kepedulian terhadap sesama semakin dijunjung tinggi. Dalam semangat tersebut, Ketua LSM GMBI Muhammad Hudin beserta staf staf nya ,menggelar kegiatan santunan anak yatim, dan dhuafa sebagai bentuk nyata kepedulian dan solidaritas dengan mereka yang membutuhkan.
Pada hari Jum’at 13 September 2024 bertempat di kantor sekertariat LSM GMBI, di Dusun Purwerejo Desa Metatu,bertransformasi menjadi tempat penuh kebahagiaan dan kehangatan. Dengan kerjasama ketua LSM GMBI dan staf nya,acara santunan anak yatim diadakan dengan tujuan memberikan sedikit kebahagiaan kepada anak-anak yang telah kehilangan orang tua. Acara ini bertujuan untuk menjalin kasih sayang, memupuk nilai-nilai kemanusiaan, dan mengajarkan pentingnya berbagi kepada para Yatim dan dhuafa.
Santunan ini melibatkan partisipasi dari ketua LSM GMBI dan karyawan, yang telah menyisihkan sebagian rezeki untuk digunakan dalam kegiatan ini.
Acara dimulai dengan do,a bersama Sesekaligus sebagai ketua panitia kegiatan santunan, Bapak Muhammad Hudin. Beliau melaporkan bahwa santunan bulan Muharram ini, disalurkan kepada Anak yatim dan dhuafa
Mengakhiri laporannya, beliau mengucapkan terimakasih kepada para donatur kegiatan santunan yang telah menyisihkan sebagian rizkinya dan mendoakan agar diberikan rezeki yang lebih besar dari Allah SWT.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan hangat dari ketua LSM GMBI . Muhamad Hudin Dalam sambutannya, beliau menggarisbawahi pentingnya semangat berbagi dan kepedulian, Beliau juga menekankan betapa pentingnya mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan persaudaraan melalui tindakan nyata seperti ini.
Setelah sambutan, Bapak Hudin memberikan tausiyah singkat tentang arti keikhlasan dan dilanjutkan dengan memimpin doa bersama. Momen tersebut menciptakan suasana yang penuh kehangatan bagi anak yatim serta semua yang hadir.
Kegiatan santunan anak yatim ini bukan hanya memberikan manfaat bagi anak-anak yang menerima bantuan, tetapi momen ini mengajarkan para anak yatim moral dan etika, serta menguatkan ikatan persaudaraan di antara mereka. Selain itu, hal ini juga merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter yang diterapkan oleh sekolah.
(Ren Oktovianis)