Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Gaduh Kakon Dan Jurnalis Di Talangpadang

Selasa, 03 September 2024 | September 03, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-03T14:39:14Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?



Tanggamus, Jurnalisme.online - Talangpadang, sebuah wilayah kecamatan yang biasanya tenang, kini mulai terasa berbeda dengan semakin mendekatnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Di tengah dinamika yang semakin hangat, sebuah diskusi menarik terungkap dalam grup WhatsApp yang melibatkan para jurnalis dan Kakon setempat. Selasa(03/09/24)


Percakapan yang dimulai dari berita terkait beredarnya sebuah video ajakan ke salah satu balonbup akhirnya, berkembang menjadi perbincangan menarik tentang peran media, etika jurnalistik, dan pentingnya menjaga silaturrahmi di tengah hiruk-pikuk politik.


Romli Banjarsari menanyakan tentang,  klarifikasi terkait video yang mungkin berpotensi melanggar aturan. Dengan cepat, Sampot merespons bahwa Bawaslu akan menguji dan jika memang terbukti salah, tanggung jawab harus dipikul sesuai aturan yang berlaku. Pesan ini menjadi sinyal bahwa, proses hukum dan regulasi tidak bisa diabaikan, bahkan dalam situasi yang terlihat sederhana.


Namun, yang menarik dari percakapan ini adalah munculnya canda dan ironi di balik ketegangan Pilkada. Sampot secara gamblang, mengusulkan agar video tersebut langsung dinaikkan ke TV Nasional agar suasana Pilkada di Tanggamus lebih ramai. Romli Banjarsari, dengan nada bercanda, berharap agar pemberitaannya bisa laku keras, sementara Sampot justru bersyukur karena peristiwa ini membuatnya "terkenal."


Di sisi lain, diskusi ini juga mengangkat aspek penting mengenai etika jurnalistik. Royen, salah satu anggota group, mengingatkan bahwa meski wartawan memiliki tugas untuk memberitakan, mereka bukanlah penyidik. Tanpa konfirmasi dan data yang akurat, pemberitaan bisa menjadi bumerang dan menyebabkan tuntutan balik. Pendapat ini mendapatkan dukungan dari Jenny Hevi (Jurnalis) yang menekankan pentingnya hak jawab bagi narasumber.


Meski suasana kadang tegang, perbincangan ini juga memperlihatkan sisi kemanusiaan yang hangat di antara para anggota grup. Apriadi misalnya, mengingatkan agar tidak membesar-besarkan masalah politik yang bisa merusak silaturrahmi, terutama karena mereka semua hidup dalam satu komunitas di Talangpadang. Pesan ini menjadi pengingat bahwa di balik semua perdebatan, menjaga keharmonisan dan kebersamaan adalah hal penting.


Di akhir percakapan, suasana kembali mencair dengan ajakan kembali ngopi, sebuah tradisi yang selalu mampu menyatukan perbedaan pendapat di meja yang sama. Dengan candaan ringan, diskusi serius tadi berubah menjadi momen kebersamaan, menegaskan bahwa dalam setiap dinamika politik, kebersamaan dan rasa kekeluargaan tetaplah yang utama.


Talangpadang mungkin hanya sebuah wilayah kecil, tapi cerita ini menjadi cerminan bagaimana Pilkada dan peran media bisa mempengaruhi kehidupan sosial di berbagai lapisan masyarakat. Di tengah segala hiruk-pikuk dan perbedaan, semangat kebersamaan tetap menjadi perekat yang menguatkan.(*)

×
Berita Terbaru Update