jurnalisme.info -
Dukungan soliditas pergerakan kader PDIP itu terungkap pada agenda konsolidasi partai PDIP tingkat pengurus tingkat kecamatan (PAC) di Kecamatan Siborongborong, Jumat (23/08/2024). Pekikan 'merdeka' pun menggema begitu Ketua DPC PDIP Taput, Nikson Nababan didampingi Sekretaris DPC dan Ketua BMI Taput, Rudy Zainal tiba di lokasi.
Tampak ratusan kader PAC PDIP termasuk pengurus ranting dan anak ranting di kecamatan Siborongborong berbaur dengan ratusan relawan Satika Simamora -Sarlandy Hutabarat.
Badan dan sayap PDIP, seperti Banteng Muda Indonesia (BMI), Relawan Pembela Demokrasi (Repdem) dan Taruna Merah Putih juga turut meramaikan agenda tersebut.
"Hu Haholongi Do Ho Satika Simamora, Berkarya Berkelanjutan, Dang Acci Ceng Berbuat Baik," pekik para hadirin sembari menyatakan siap bergerak mendukung Satika Simamora -Sarlandy Hutabarat maju di Pilkada Taput.
Didaulat memberikan arahan dan sambutan, Ketua DPC PDIP Taput, Nikson Nababan menyatakan niat istrinya, Satika Simamora maju di Pilkada Taput adalah demi keberlanjutan program pembangunan yang telah ia kerjakan selama 10 tahun memimpin Tapanuli Utara. Pembangunan masih akan terus berlanjut, dan itu akan dilanjutkan oleh Satika Simamora -Sarlandy Hutabarat untuk berjuang demi memakmurkan rakyat.
"Jadi berjuang untuk mendudukkan Satika Simamora-Sarlandy Hutabarat, pada akhirnya juga untuk kita. Untuk masyarakat. Maka perjuangan ini adalah perjuangan partai dan perjuangan rakyat," ujarnya.
Nikson pun sejenak bernostalgia selama 2 periode menjadi Bupati Taput. Menyampaikan kembali program-program pembangunan yang telah dikerjakan.
Pembangunan jalan Hotmix hingga ke dusun-dusun, berobat gratis di Puskesmas. Bantuan Alsintan kepada petani, pembukaan jalan dan jalan usaha tani (JUT), pengolahan lahan gratis menggunakan traktor dan program pembangunan yang lain dipaparkan secara gamblang.
"Program pembangunan yang belum sepenuhnya direalisasikan akan dilanjutkan oleh Satika Simamora-Sarlandy Hutabarat. Itulah keberlanjutan," kata Nikson.
Nikson kemudian menyinggung isu jender (perempuan jadi pemimpin-red), yang sengaja dihembuskan pihak tertentu untuk menjegal langkah Satika Simamora bertarung di Pilkada Taput.
Menurutnya, seorang perempuan jadi bupati, mestinya jangan dikaitkan dengan adat-istiadat, sebagaimana imana lazimnya kaum bapak yang menjadi ketua adat. "Bupati itu pemimpin pemerintahan, pemimpin administrasi. Bukan pemimpin adat. Jadi harus dibedakan," sebutnya.
Lalu soal isu dinasti yang juga sering dihembuskan oleh segelintir orang. Nikson berpendapat tidak tepat dilekatkan dengan pencalonan Satika Simamora. Karena menurutnya, pengertian dinasti yang sebenarnya adalah ketika seseorang sedang menduduki suatu jabatan atau kekuasaan. Kemudian menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan keluarganya, kelanggengan kekuasaannya.
"Nah, saya sudah pensiun jadi bupati sejak bulan April lalu. Selama saya menjabat pun, tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan keluarga. Jadi isu dinasti yang dialamatkan ke kita tidak tepat. Harus kita luruskan," kata Nikson.
(Edys)