Medan, Jurnalisme.info -
Pengerjaan pembenahan korek parit/drainase sebagai alternatif pengurai air banjir rob di kawasan Belawan Kota Medan ternyata malah merugikan warga sekitar. Pekerjaan yang tanpa koordinasi dengan warga sekitar galian proyek sebelumnya, akhirnya banyak jalur parit yang rusak dan hancur oleh pekerjaan perbaikan drainase ini.
Ini tentu saja merugikan warga yang saat ini harus mengeluarkan duit sendiri untuk perbaikan halaman yang hancur di beberapa kawasan Kecamatan Medan Belawan,salah satunya warga Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia dan saat ini warga penuh ke khawatiran akan terjadi hal hal yang diluar dugaan,seperti tenggelamnya anak anak atau orang terperosok di galian proyek parit itu.
Hal ini di sampaikan oleh salah seorang warga yang juga sebagai Ketua Umum Relawan Antisipasi Kebencanaan Dan Lingkungan Hidup Pesisir(REAKSI)Putra Islami di lokasi proyek pengorekan parit, Jl Bandeng Pajak Baru Belawan Bahagia, Medan Sabtu(1/6/2024). " Suka suka hati mereka aja kerja bang, jalur paret yang ada di jalur kerja mereka di hantam untuk mengorek drainase,udah gitu aja. Lalu dibiarkan tanpa dirapiakan dan ditutup,"kata Ketum Reaksi kepada Media
" Hampir semua pekerjaan mereka main hantam tanpa koordinasi, ketika di tanya baik baik mereka bilang ini proyek PUPR (Pemerintah ) dan sudah di tetapkan segala sesuatunya.Tapi kan kami warga sekitar dan yang terdampak akibat pekerjaan proyek ini, wajar minta diajak bicara dan koordinasi. Sempat masyarakat komplain kepada mereka ( pekerja dan pengawas ) mereka bilang itu urusan Pemerintah,"ujar nya lagi.
"Sudah di prediksi kerja asal asalan seperti ini ulah dari oknum Pemenang proyek sudah banyak di keluhkan masyarakat, dan kabarnya sudah di RDP kan di komisi 3 DPRD Medan, namun para anggota dewan yang ada di DPRD Medan sepertinya enggan berurusan dengan Penguasa Proyek. Lebih baik cari aman, mungkin takut berdosa pula,"keluh nya
"Pekerjaan tanpa kordinasi seperti ini tentunya sudah merugikan warga, harus segera ada jalan keluarnya dari Pemko Medan. Jangan untuk memuaskan syahwat pencitraan penyelesaian masalah namun merugikan warga,"harap Putra Islami.
Tentu saja harapan warga proyek itu tak terlalu lama dan berlarut larut rampungnya, agar banjir rob yang sudah menjadi langganan itu tidak membawa cerita duka.
"Seyogyanya mereka sebelum mengerjakan proyek pembenahan paret ini, perlu adanya survey dan integrasi dengan memperhatikan kondisi kepentingan hajat hidup warga sekitar Dan kami sebagai penggiat atau pemerhati lingkungan yang ada di wilayah proyek tersebut, tidak dianggap ada.Berarti pekerjaan ini, tidak adanya survey dan persiapan yang matang," tutup Putra Islami.
( Zaini Abdillah,SE)