Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Zulhas Pamerkan Kemajuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia ke Jepang

Sabtu, 18 Mei 2024 | Mei 18, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-18T07:43:46Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?


 Jakarta,Jurnalisme.Online-

 Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memamerkan pertumbuhan industri kendaraan listrik RI di sela-sela Forum APEC di Peru. Dia juga memaparkan daya dukung di balik potensi besar industri kendaraan (mobil) listrik RI.

"Industri kendaraan listrik di Tanah Air berpotensi mengalami pertumbuhan yang pesat. Indonesia memiliki sumber daya mineral cukup besar yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan industri kendaraan listrik domestik hingga global," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (18/5/2024).

"Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya agar potensi tersebut bisa dimaksimalkan. Salah satu caranya memperkuat kerja sama dengan sejumlah negara produsen kendaraan roda empat," tambah Zulhas.Dia mengatakan, Indonesia gencar melakukan pertemuan dengan berbagai negara untuk menarik investasi di industri kendaraan listrik di Tanah Air. Salah satu negara yang diajak berinvestasi di industri kendaraan listrik dalam negeri adalah Jepang. Yang dinilai telah memiliki historis panjang dalam pengembangan industri otomotif Indonesia."Indonesia mengundang Jepang untuk meningkatkan kerja sama industri otomotif mobil listrik di Indonesia," ujar Zulhas usai melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Parlemen untuk Urusan Luar Negeri Jepang, Komura Masahiro di forum APEC 2024, Peru, Jumat (17/5/2024).

"Pertemuan bilateral yang dilakukan bukan hanya bersama Jepang saja. Namun RI juga gencar melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara untuk memperkuat kerja sama di sejumlah sektor," sebutnya.

Apalagi, imbuh dia, APEC merupakan forum kerja sama regional 21 ekonomi di lingkaran Samudera Pasifik.Disebutkan, pertemuan APEC tersebut membahas upaya Fasilitasi Perdagangan guna mewujudkan perdagangan yang liberal, inklusif dan berkelanjutan.

"Kerja sama APEC menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sukarela dan tidak mengikat (non-binding). Namun, seringkali bersifat politis," katanya."Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia Pasifik," pungkas Zulhas.

Adapun anggota ekonomi APEC terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, Chili, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, PNG, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Sumber:CNBC.INDONESIA

×
Berita Terbaru Update