Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Tim SAR Temukan 13 Korban Baru,Banjir Lahar Dingin Tanah Datar

Senin, 13 Mei 2024 | Mei 13, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-13T01:45:28Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?




Jakarta,Jurnalisme.Online-

Tim pencarian dan pertolongan gabungan kembali menemukan korban bencana banjir lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Ahad siang, 12 Mei 2024. 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan jumlah korban jiwa yang terhitung akibat insiden tersebut, hingga Ahad pukul 12.00 WIB, menjadi 13 orang.

"Tim pencarian dan pertolongan gabungan masih terus melakukan upaya evakuasi warga terdampak," katanya melalui keterangan tertulis, Senin, 13 Mei 2024. 

Berdasarkan data terbaru BNPB, masih ada 7 warga di area terdampak banjir yang dilaporkan hilang. Air bah berisi aliran material dingin dari Gunung Marapi itu juga membuat 12 orang luka-luka. Jika ditotal, terdapat 84 kepala keluarga yang terdampak.

Dari pemeriksaan prasarana sejauh ini, Muhari meneruskan, banjir itu merendam 84 unit rumah, 16 jembatan, dan dua fasilitas ibadah. Ada sedikitnya 20 hektare sawah yang juga terkena banjir.

Saat ini jalur lalu lintas Kabupaten Tanah Datar-Padang-Solok lumpuh total. "Sementara untuk kondisi jalan di antar nagari (wilayah administratif sesudah kecamatan) masih lumpuh di beberapa titik. Masyarakat harus mencari jalan alternatif."

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Datar dan tim gabungan meneruskan evakuasi dan pendataan di area yang terdampak banjir lahar dingin. Tim BNPB mengimbau masyarakat Kabupaten Tanah Datar di sekitar bantaran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi agar selalu waspada akan potensi risiko bahaya susulan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers daring pada Ahad malam, menyatakan penyebab bencana di Sumatera Barat tidak hanya akibat material lahar hasil erupsi Gunung Marapi maupun cuaca hujan lebat saja. Lahar dingin juga diperparah getaran gempa kerak dangkal-sesar aktif di Sumatera Barat.

"BMKG mendeteksi selama sebulan terakhir terjadi gempa-gempa kecil dengan Magnitudo sekitar 3 yang cukup mampu meretakkan batuan ataupun menyebabkan runtuhan batuan di banyak tempat,” ujarnya.

Dia menduga runtuhan batuan menyumbat aliran sungai di hulu Marapi. Retakan akibat gempa juga mudah menjadi longsor setelah guyuran hujan sedang-lebat berhari-hari

Sumber:Tempo.co


×
Berita Terbaru Update