Jakarta,Jurnalisme.Online-
Sebanyak 62 keluarga korban banjir di Konawe Utara, Maluku Utara, diminta untuk tetap menempati pengungsian untuk menghindari bencana susulan hingga awal bulan Juni.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara Muh Aidin menyampaikan permintaan itu dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Aidin menjelaskan puluhan keluarga tersebut terdiri dari 126 orang dari beberapa desa di Kecamatan Molawe dan Kecamatan Lasolo, yang menjadi korban banjir dengan tinggi muka air 50 sentimeter hingga 1,3 meter pada Kamis (9/5).Pihaknya memastikan sejak banjir melanda, para korban dievakuasi dan menempati beberapa lokasi pengungsian yang aman, antara lain memanfaatkan rumah hunian tetap yang tahun lalu dibangun oleh pemerintah.
Berdasarkan pantauan tim BPBD Konawe Utara, setidaknya hingga Rabu (22/5) sore genangan banjir di pemukiman warga sudah surut, termasuk juga yang menggenangi badan jalan Trans Sulawesi.
“Namun puluhan keluarga itu diminta tetap menempati pengungsian karena merujuk hasil analisa dari BMKG masih ada potensi guyuran hujan intensitas deras hingga awal bulan Juni melanda daerah mereka,” katanya. Dengan masih adanya potensi hujan tersebut, kata dia, memperbesar peluang untuk terjadi banjir susulan. Terlebih beberapa proyek pembangunan tanggul sungai sekitar tujuh kilometer dan kolam retensi yang diharapkan bisa menanggulangi genangan air masih belum selesai.
Terlepas dari itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjamin semua kebutuhan pokok berupa makanan, air bersih, obat-obatan bagi para korban tercukupi, sekalipun masa tanggap darurat banjir kembali diperpanjang 14 hari lagi.
“Semua personel gabungan tanggap darurat bencana di Konawe Utara ini kami kerahkan ke lokasi bencana, dan kami sampai saat ini juga terus menyalurkan bantuan seperti air bersih,” ujarnya.