Jakarta,Jurnalisme.Online-
Kepala propaganda Korea Utara (Korut), yang dianggap mendalangi kultus kepribadian di sekitar dinasti Kim yang berkuasa, telah meninggal dunia. Pemimpin Korut Kim Jong Un yang berduka menghadiri pemakamannya.
Kantor berita resmi Korut, KCNA melaporkan, Kim Ki Nam meninggal pada hari Selasa karena usia tua dan "disfungsi banyak organ", setelah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2022. Dia meninggal pada usia 94 tahun.KCNA melaporkan bahwa Kim Jong Un mengunjungi ruang pemakaman pada Rabu pagi waktu setempat, memberikan penghormatan dalam diam dan melihat sekeliling usungan jenazah dengan "kesedihan yang mendalam atas kehilangan seorang veteran revolusioner yang tetap setia tanpa batas" kepada rezim.
Karangan bunga atas nama Kim Jong Un "diletakkan di depan mendiang," kata KCNA, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/5/2024).
Kim Ki Nam terkenal karena memimpin departemen propaganda utama Korea Utara. Pada tahun 1970-an, ia bertanggung jawab atas media resmi Pyongyang, surat kabar Rodong Sinmun.
Dia dianggap mendalangi pengkultusan dinasti keluarga Kim, dan media pemerintah Pyongyang pada hari Rabu menggambarkannya sebagai "seorang veteran Partai kita dan revolusi, seorang ahli teori bergengsi dan seorang aktivis politik terkemuka".
Pada tahun 2015, foto-foto di media pemerintah menunjukkan mendiang pejabat tersebut, yang saat itu berusia 80-an tahun, membuat catatan di depan Kim Jong Un, sekitar 50 tahun lebih muda darinya.
Perannya sebagai kepala propagandis rezim akhirnya diserahkan kepada saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, pada akhir tahun 2010-an.
Sumber:detik.com
Kim Ki Nam terkenal karena memimpin departemen propaganda utama Korea Utara. Pada tahun 1970-an, ia bertanggung jawab atas media resmi Pyongyang, surat kabar Rodong Sinmun.
Dia dianggap mendalangi pengkultusan dinasti keluarga Kim, dan media pemerintah Pyongyang pada hari Rabu menggambarkannya sebagai "seorang veteran Partai kita dan revolusi, seorang ahli teori bergengsi dan seorang aktivis politik terkemuka".
Pada tahun 2015, foto-foto di media pemerintah menunjukkan mendiang pejabat tersebut, yang saat itu berusia 80-an tahun, membuat catatan di depan Kim Jong Un, sekitar 50 tahun lebih muda darinya.
Perannya sebagai kepala propagandis rezim akhirnya diserahkan kepada saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, pada akhir tahun 2010-an.
Sumber:detik.com