Jakarta, Jurnalisme.info-
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pemerataan realisasi investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa membaik di era Presiden Joko Widodo. Realisasi Indonesia yang dulunya didominasi di Pulau Jawa kini bergeser ke Luar Pulau Jawa.
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Riyatno dominasi investasi di luar Pulau Jawa bahkan bertahan selama 14 kuartal beruntun.
"Jika kita melihat tren realisasi invest antara Jawa dan luar Jawa sejak kuartal III/2020, 14 kuartal berturut-turut realisasi invest luar jawa lebih tinggi daripada di Jawa," kata Riyatno.
Kinerja ini bisa tercapai berkat arahan Presiden Jokowi: "Membangun Indonesia bukan Jawa sentris, tapi Indonesia sentris."Pada kuartal I-2024, investasi di luar Jawa juga mendominasi. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga menyoroti capaian realisasi investasi di Luar Jawa yang kembali lebih unggul. Hal ini menunjukkan ekosistem investasi yang berkualitas di Indonesia konsisten terbentuk.
Persebaran realisasi investasi di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa pada triwulan ini hampir berimbang dengan kontribusi Pulau Jawa sebesar Rp200,5 triliun (49,9%) dan Luar Pulau Jawa sebesar Rp201,0 triliun (50,1%).
Realisasi investasi baik di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa mengalami peningkatan sebesar 28,5% dan 16,3% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2023."Salah satu KPI (Key Performance Indicator) dari Kementerian Investasi yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi kepada kami adalah investasi itu harus berkualitas. Salah satu ciri dari investasi yang berkualitas adalah keseimbangan antara Jawa dan Luar Jawa. Kita tahu bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional kita dari sektor investasi di atas 30%. Berarti untuk meng-create pertumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu instrumennya salah satu di antaranya adalah investasi," ucap Bahlil.
Provinsi di Luar Pulau Jawa yang berhasil menyumbangkan capaian total realisasi terbesar serta masuk ke dalam lima besar adalah Provinsi Sulawesi Tengah di peringkat keempat dengan nilai tambahan realisasi sebesar Rp27,0 triliun. Sedangkan, Provinsi Jawa Barat masih menempati peringkat pertama (Rp64,7 triliun) dan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada posisi kedua (Rp58,4 triliun) seperti periode sebelumnya.
Sumber:CNBC.INDONESIA