Jakarta,Jurnalisme.Online-
Siswi SDN 10 Durian Jantung, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), berinisial AR (11) meninggal dunia setelah mengalami luka bakar 85 persen. Ia diduga jadi korban perundungan alias bullying oleh teman-teman di sekolah.Dilansir detikSumut, AR meninggal dunia, Selasa (21/5), di RSUP M Djamil Padang, setelah dirawat selama sekitar tiga bulan.Menurut keterangan keluarga, AR disiram pertalite oleh teman di sekolah saat sedang membakar sampah. Lalu api menyambar tubuh AR dan menghanguskannya.Kakak sepupu AR, Media Madona, mengatakan AR sangat menderita saat dirawat selama tiga bulan. AR yang duduk di kelas 4 SD itu juga akhirnya didiagnosis gizi buruk
"Adik saya mengalami luka bakar dari dada sampai bagian bawah. Luka bakarnya seperti kambing yang sedang dikuliti, saat itu hampir tiga bulan lebih adik saya menderita kesakitan sebelum dia meninggal dunia akibat luka bakar itu. Untuk luka bakarnya itu ada 85 persen," kata Madona saat diwawancara.Kini, keluarga berupaya mencari keadilan untuk AR. Menurutnya, kepala sekolah terkesan angkat tangan dan seolah menyalahkan dua guru yang saat itu menyuruh anak murid ikut gotong royong dan membakar sampah.Madona mengaku keterangan pihak sekolah juga berubah-ubah terkait luka bakar yang diterima ARWanita 34 tahun itu pun mengaku mengenal persis siswa yang menyiram pertalite ke AR. Dia mengatakan pelakunya merupakan murid laki-laki yang rumahnya tidak jauh dari AR. Sementara korban dan pelaku memiliki ikatan marga yang sama.Pelaku selama ini dikenal jahil dan nakal saat di lingkungan rumah ataupun sekolah. Bahkan AR pernah mengaku ditempeleng, ditendang, dan dirundung oleh pelaku di sekolah."Kami sangat mengetahui persis pelaku. Rumahnya dengan kami tidak terlalu jauh karena masih satu kampung. Sementara dia satu suku juga dengan kami. Dan A sebelum kondisinya memburuk mengaku pernah ditempeleng, ditendang bahkan bullying oleh dia. Karena dia selama kita kenal anak yang cukup nakal baik di rumah dan di sekolah," jelasnya.Adapun peristiwa AR disiram pertalite itu terjadi pada 28 Februari 2024. AR sempat dioperasi sebanyak empat kali sebelum akhirnya meninggal dunia.Kasat Reskrim Polres Pariaman Iptu Rinto Alwi mengatakan laporan keluarga korban telah diterima. Dia menyebut polisi akan meminta keterangan beberapa saksi.Sumber:CNN.INDONESIA