Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Ini Alasan Politikus Golkar Larang Masyarakat di Sekitar IKN Jual Lahannya

Senin, 20 Mei 2024 | Mei 20, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-20T04:11:44Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?



 Jakarta,Jurnalisme.Online-

"Jika sekarang punya modal untuk usaha yang memiliki prospek ketika penduduk IKN sudah banyak, maka rintislah usaha itu. Tapi juga belum ada modal usaha, maka sabarlah dan lahan yang dimiliki jangan dijual," kata Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Timur itu di Samarinda, Ahad, 19 Mei 2024.

Rudy, yang seorang pengusaha, mengatakan ajakan tidak menjual tanah karena daerah penyangga akan menjadi kota metropolitan seiring dengan jumlah penduduk IKN yang akan terus bertambah dan segaris dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Maka, kata dia, berbagai jenis peluang usaha pasti terbuka dan usaha membutuhkan lahan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI Fraksi Partai Golkar, Rudy Mas’ud, mengajak warga pemilik lahan di sekitar Ibu Kota Nusantara atau IKN, baik di kawasan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur maupun di daerah penyangga, tidak menjual lahannya karena ini merupakan investasi"Ini karena pembangunan di IKN tidak berdiri sendiri, banyak kawasan yang dibangun, termasuk rencana terpadu ekosistem tiga kota yang akan dikembangkan dengan poros IKN, sehingga hal ini membuka berbagai peluang usaha, sehingga warga lokal harus membaca semua peluang ini merintis usaha sejak kini," kata politikus Partai Golkar ini.

Sebelumnya, dalam dialog dengan perwakilan 40 aktivis organisasi kepemudaan dengan tema "Kaltim Masa Kini dan Tantangan Masa Depan” pada Sabtu malam, 18 Mei 2024, Rudy juga menyatakan daerah penyangga IKN bukan hanya Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Kutai Kartanegara, tetapi juga Kabupaten Paser, Kutai Barat, Berau, dan Kota Bontang.Bahkan, menurut dia, Kota Balikpapan, Samarinda, dan IKN akan menjadi kota segitiga dalam poros IKN. 

Ketiga kota tersebut diyakini memiliki posisi strategis sebagai pusat pertumbuhan regional dan nasional pada segala bidang, sehingga kawasan ini menjadi lokomotif perkembangan berbagai bidang, terutama ekonomi."Pengembangan poros IKN juga untuk daerah mitra dan penyangga, sehingga kawasan-kawasan ini bisa tumbuh dan berkembang bersama IKN. 

Pertanyaannya, apa yang sudah dilakukan kaum muda sekarang untuk menyongsong perkembangan IKN mendatang," kata dia.Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) mengungkapkan fokus pembangunan konektivitas ke depan diarahkan ke kawasan timur Indonesia.

"Ini penting dari sisi transportasi mengingat fokus pembangunan transportasi harus sudah mulai ke kawasan timur Indonesia," ujar Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti di Jakarta, Jumat, 17 Mei 2024.

Menurut dia, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta di Pulau Jawa ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur mengubah konstelasi konektivitas dan mudah-mudahan mendorong perekonomian kawasan timur 

Menurut dia, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta di Pulau Jawa ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur mengubah konstelasi konektivitas dan mudah-mudahan mendorong perekonomian kawasan timur Indonesia.

Dia menuturkan pendekatan pembangunan konektivitas di Indonesia timur, kata dia, agak berbeda dengan Indonesia barat, karena di kawasan timur Indonesia perairannya banyak, bahkan dapat menciptakan aglomerasi laut.

Dengan demikian, kata dia, pembangunan konektivitasnya harus transportasi laut yang mudah, massal dan cepat kalau wilayah-wilayah di Indonesia timur mau menjadi aglomerasi laut. Kawasan timur Indonesia perlu dorongan yang lebih besar mengingat sumber pertumbuhan Indonesia ke depan akan lebih banyak di kawasan tersebut."Ini menjadi fokus kita ke depan.

 Maka dari itu bagaimana kawasan timur Indonesia kita bangun dengan lebih baik, termasuk konektivitasnya karena hal ini mengembangkan kewilayahan," ujar Tri.

Sumber:Tempo.co

×
Berita Terbaru Update