Jakarta,Jurnalisme.Online-
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) mendukung pengembangan bursa crude palm oil (CPO) di Sumatera Utara dengan melakukan sosialisasi tentang bursa CPO di wilayah itu.
"Kami melihat bahwa wilayah Sumatera Utara memiliki potensi besar dalam pengembangan Bursa CPO. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pengusaha perkebunan kelapa sawit di wilayah ini, serta luas wilayah perkebunan yang ada," kata Direktur BKDI Yugieandy T Saputra di Jakarta, Selasa.
Dalam sosialisasi bursa CPO di Medan, Sumatera Utara, BKDI menjelaskan mekanisme perdagangan CPO di bursa, dan manfaat yang bisa diterima pelaku yang melakukan transaksi CPO di bursa.Melalui kegiatan itu, diharapkan pelaku CPO di Sumatera Utara dapat memanfaatkan mekanisme perdagangan pasar fisik CPO.
Menurut Yugieandy, kegiatan sosialisasi ke depan akan terus dijalankan secara berkesinambungan ke berbagai daerah yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit, yang juga akan melibatkan regulator serta pemangku kepentingan lain di industri CPO.
"Hal ini sebagai upaya menjawab tantangan bahwa selama ini pelaku CPO dan atau kelapa sawit di Indonesia sudah terbiasa dengan transaksi Business to Business (B2B) yang berbeda dengan di bursa. Untuk menjadikan Bursa CPO kita aktif ke depan, perlu proses dan waktu," ujarnya.Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara tahun 2022, luas Perkebunan kelapa sawit di provinsi ini mencapai 1.379.442 hektare.
Dengan mekanisme itu, antara pelaku baik pembeli maupun penjual akan bertemu dalam platform perdagangan di bursa, sehingga terjadi pembentukan harga (price discovery) yang kemudian akan terjadi harga acuan (price reference). Harapannya, harga yang tercipta di bursa akan menjadi rujukan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani sawit.
Terkait perdagangan pasar fisik Bursa CPO, data dari ICDX menunjukkan sampai dengan kuartal I-2024 transaksi yang terjadi sebanyak 3,962 lot, setara dengan 19.810 ton CPO dengan perhitungan satu lot sama dengan lima ton. Sedangkan dari sisi jumlah peserta, sampai dengan 25 April 2024 tercatat sebanyak 48 peserta