Jakarta,Jurnalisme.Online-
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI membuka opsi penjajakan kerja sama dengan MyAngkasa Amanah Berhad (MAAB) Malaysia dalam bidang optimasi Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL).
"Baznas bersama MyAngkasa Amanah Berhad dari Malaysia akan mengkaji rencana menjajaki kerja sama untuk optimalisasi DSKL yang bisa dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan dan penyejahteraan umat," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Noor mengatakan opsi kerja sama juga dalam bidang manajemen harta pusaka atau wasiat dan hibah sedang dikaji kedua belah pihak.
Dengan mengoptimasi pengumpulan DSKL Baznas, kata dia, dana juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan banyak program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat.
Beberapa di antaranya, ungkap dia, seperti program Kampung Zakat yang bekerja sama dengan Kementerian Agama, Beasiswa Cendekia Baznas, Bank Zakat Mikro, ZMart, ZChicken, ZCoffee, ZCorner, ZAuto serta Pendayagunaan Ekonomi Baznas Berbasis Pesantren.
"Baznas juga memiliki program Santripreneur, Baznas Microfinance Masjid, Bedah Musholla, Renovasi Rumah, Rumah Sehat Baznas, Sanitasi dan Air Bersih, Baznas Tanggap Bencana, serta Pembangunan Keluarga Mustahik," ujarnya.
Menurut Noor, dalam menyukseskan program-program tersebut, Baznas melibatkan Baznas di provinsi dan kabupaten/kota, termasuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
"Baznas mempunyai tangan-tangan panjang tidak hanya di pusat, tetapi juga di provinsi, kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi dan 524 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Itu merupakan satu-kesatuan kami," ucapnya.
"LAZ yang dibentuk oleh masyarakat dan telah mendapat rekomendasi sebanyak 168 lembaga. Ada juga UPZ merupakan bagian dari kami. Di setiap kementerian atau BUMN yang ada, termasuk perusahaan itu kami bentuk UPZ. Alhamdulillah, sebagian besar sudah ada UPZ-nya," tambahnya
Beberapa di antaranya, ungkap dia, seperti program Kampung Zakat yang bekerja sama dengan Kementerian Agama, Beasiswa Cendekia Baznas, Bank Zakat Mikro, ZMart, ZChicken, ZCoffee, ZCorner, ZAuto serta Pendayagunaan Ekonomi Baznas Berbasis Pesantren.
"Baznas juga memiliki program Santripreneur, Baznas Microfinance Masjid, Bedah Musholla, Renovasi Rumah, Rumah Sehat Baznas, Sanitasi dan Air Bersih, Baznas Tanggap Bencana, serta Pembangunan Keluarga Mustahik," ujarnya.
Menurut Noor, dalam menyukseskan program-program tersebut, Baznas melibatkan Baznas di provinsi dan kabupaten/kota, termasuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
"Baznas mempunyai tangan-tangan panjang tidak hanya di pusat, tetapi juga di provinsi, kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi dan 524 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Itu merupakan satu-kesatuan kami," ucapnya.
"LAZ yang dibentuk oleh masyarakat dan telah mendapat rekomendasi sebanyak 168 lembaga. Ada juga UPZ merupakan bagian dari kami. Di setiap kementerian atau BUMN yang ada, termasuk perusahaan itu kami bentuk UPZ. Alhamdulillah, sebagian besar sudah ada UPZ-nya," tambahnya
Noor menambahkan potensi dana ZIS DSKL di Indonesia dalam setahun mencapai Rp327 triliun. Sementara pada tahun 2023, Baznas berhasil mengumpulkan Rp33 triliun, dan target pengumpulan pada 2024 mencapai Rp41 triliun.
Dalam keterangan yang sama, Ketua Pegawai Perniagaan MyAngkasa Amanah Berhad Malaysia Tuan Haji Zukifli Ismail mengatakan pihaknya tengah mencoba upaya kerja sama kemitraan dengan BAZNAS RI untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan DSKL.
"Tujuan dari kedatangan MyAngkasa Amanah Berhad Malaysia adalah kita mencoba ingin mencari pendekatan dimana kita buat satu kerja sama di antara Baznas dan MyAngkasa Amanah Berhad terkait optimalisasi DSKL, di antaranya pengelolaan wasiat dan hibah," kata dia.
"Tujuan dari kedatangan MyAngkasa Amanah Berhad Malaysia adalah kita mencoba ingin mencari pendekatan dimana kita buat satu kerja sama di antara Baznas dan MyAngkasa Amanah Berhad terkait optimalisasi DSKL, di antaranya pengelolaan wasiat dan hibah," kata dia.
Sumber:Antara.News