Aceh Tamiang - Jurnalisme. Online | Dijelaskan, efektivitas posyandu sudah diakui dari sejak era orde baru. Karenanya Pj. Bupati Asra yang didampingi Kepala Bappeda, M. Zein dan Kepala DPMKPPKB, Mix Donal, meminta seluruh pihak mendukung percepatan penurunan stunting melalui optimasi fungsi posyandu di tiap kampung. Termasuk kepada para datok penghulu, diminta jangan sembarangan mengganti kader posyandu di kampung masing-masing.
“Saya ada dengar-dengar, ada juga kader posyandu yang dipecat datok penghulu ini, apalagi kalo gak milih dia saat pildatok. Ini Dinas Kesehatan tolong diperhatikan ini. Jangan para kader posyandu ini diganti sembarangan oleh datok penghulu, apalagi hanya karena gak memilih calon tertentu saat pildatok,” ungkap Pj. Bupati Asra lugas yang dijawab oleh para peserta.
“Betul pak,” jawab para peserta. “Ini kejadian ya?” Ulang Pj. Bupati Asra meyakinkan jawaban mereka.
“Tolong sampaikan kepada para datok penghulu Pak Donal, jangan sembarangan ganti kader. Jadi yang mengukur kinerja kader ini kan puskesmas. kalau ada kader posyandu yang betul-betul aktif dan bekerja ditukar oleh datok, jangan kasih Pak Donal, blokir rekening kampungnya,” kata Pj. Bupati Asra yang ditepuktangani para peserta kegiatan penguatan kapasitas kader posyandu tersebut.
Selaku pimpinan daerah, Pj. Bupati Asra menyebutkan lugas, supaya proses suksesi kepemimpinan di kampung tidak mengganggu program yang sedang berlangsung. Telebih bila itu program strategis nasional, seperti penanggulangan stunting.
“Jangan sampai ada kader posyandu yang ditukar begitu terjadi suksesi kepemimpinan di kampung. Kita gak mau. Ini betul-betul harus kita jaga. Yang perlu kita lakukan seperti hari ini, kita tambah ilmunya, kita perbaharui pengalamannya, terutama masalah pengukuran bayi dan tumbuh kembangnya,” tukasnya lagi.
Jadi kita sepakat, dalam waktu ke depan, minimal mulai hari ini, kita tidak mencetak lagi stunting-stunting baru. Karena angka stunting yang ada hari ini, akan hilang oleh waktu, walau masalahnya gak selesai. Paling tidak, kita tidak menciptakan stunting baru. Tapi dengan keadaan yang ada, kita bisa merehabilitasinya hingga bisa pulih hingga 80 persen menjadi lebih baik kondisinya,” seru Pj. Bupati Asra penuh harap.
“Saya pikir angka ini akan sangat mendukung arah pembangunan negeri ini ke depan. Sebab, seperti yang saya sampaikan tadi, 20-30 tahun ke depan pasti akan berpengaruh terhadap kelangsungan generasi bangsa,” ujarnya menekankan.
Di akhir pesannya, Pj. Bupati Asra memberikan kesimpulan yang menjadi catatan panitia pada pelaksanaa kegiatan berikutnya.
“Catatan Pak Donal, pertama, besaran honor kader posyandu dalam anggaran 2024 ini langsung diubah. Karena ini lebih pada penghargaan sebenarnya. Karena mereka pada dasarnya orang-orang yang rela dan ikhlas serta sangat mempengaruhi keberlangsungan generasi bangsa. Sekali lagi saya sampaikan, honor kader posyandu, dari Rp. 150 ribu naik menjadi Rp. 200 ribu per bulan,” katanya memberi catatan, namun disahut lagi oleh para peserta.
“Jangan kena pajak pak,” kata para peserta memohon. “Hah, kena pajak lagi? Kalau pajak memang tidak bisa kita hilangkan. Tapi tolong disikapi ini. Lebihkan. Yang penting bisa bawa pulang uang Rp. 50 ribu empat lembar, begitukan ibu-ibu” sahut Pj. Bupati Asra dengan senyum simpul dan tepuk tangan para peserta.
“Kedua, gak boleh ada kader yang dipecat. Pesankan kepada datok penghulu agar jangan sembarangan ganti kader posyandu kalau kinerjanya baik. Ketiga, bikin acara ini di kecamatan. Saya mau terima laporan bahwa lanjutan kegiatan ini dibuat di kecamatan. Apakah menggunakan anggaran Bappeda atau Dinkes, disesuaikan segera,” pungkas Pj. Bupati Asra memberi arahan. **(yudha)