Jurnalisme online — Awal kejadian yang diceritakan olleh
anak perempuan Makmur,Uswatul Hasanah(22),bahwa dia mengaku sempat mendengar
suara rebut-ribut dari lantai dua.
Menurut penjelasannya (UH)mendengar suara ribut, ia lalu
mencari tahu apa yang terjadi dengan mengintip dan kemudian melihat ayahnya tengah
berkelahi dengan orang tak dikenal.
Hal yang sama juga disampaikan Uswaul, adiknya juga sempat
mendengar suara perkelahian tersebut
“Dia bermaksud mengintip juga, tapi segera saya suruh masuk
kembali kekamar,” tutur (UH).Bahkan dia menjelaskan bahwa jika Ayahnya
(Makmur), juga sempat meneriaki Uswatul untuk tidak turun,beberapa saat
sebelum ayah dan saudaranya tergeletak
bersimbah darah, mengetahui keadaan Ayah dan Saudaranya seperti itu,selanjutnya
Uswatul bersegera menelpon bibi’nya,polisi dan juga ambulans.”Darah saat itu
sudah berserakan dimana-mana,”imbuhnya.
Lanjut menurut Uswatul Hasanah menambahkan bahwa, pelaku
sempat masuk ke kamar Ibunya dan mengancamnya, sebelum pelaku mengacak-acak isi
kamar dan mengambil sejumlah uang dari laci meja dan sebelum pelaku
meninggalkan “TKP” Uswatul sempat mendengar pelaku mengancam ibunya dan
kemudian pelaku tersebut mengunci kamar dari luar.
Ia menduga pelaku masuk lewat dinding samping rumah. “Semua
pintu terkunci, satu-satunya cara dia masuk lewat dinding samping,” tuturnya.
Jasad kedua korban pembunuhan dibawa ke RUSD Dr La Palaloi.
Kemacetan pun terjadi di Jalan Poros Maros-Pangkep, tepatnya di depan Pesantren
Darul Istiqamah, Maccopa.
Polisi belum memberi keterangan resmi. Namun di lapangan
beragam motif dibahas warga. Ada yang menyatakan ini perampokan. Namun tak
sedikit juga yang menyebut ada motif dendam.(ARUL)