Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Pemimpin Hizbullah Hari Ini Akan Bicarakan Tentang Perang Di Gaza,Deklarasi Perang Terhadap Israel

Jumat, 03 November 2023 | November 03, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-03T03:53:43Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?


 Beirut,Jurnalisme.online -  Pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah akan berbicara tentang perang Israel-Hamas, Jumat (3/11/2023).

Apa yang akan dinyatakan Nasrallah bisa menentukan apakah konflik akan menyebar di Timur Tengah dan menyerang Israel.

Libanon kini bersiap-siap mengantisipasi pernyataan Nasrallah.

Pertempuran antara Hizbullah dan Israel meningkat sepanjang perbatasan di minggu-minggu terakhir.

Angkatan Bersenjata Libanon mengatakan kehilangan 47 pejuang sementara Israel menyatakan enam tentaranya tewas. Setidaknya enam warga sipil juga terbunuh.

Beberapa pihak percaya bahwa Nasrallah bisa saja mempersiapkan pendukungnya di selatan Libanon untuk konflik yang intensif.

Libanon Selatan punya sejarah menderita akibat agresi Israel dibandingkan daerah lain di negara tersebut, hal itu termasuk pendudukan 15 tahun Israel dari tahun 1985 hingga 2000.

Mohamad, penduduk Libanon Selatan mengatakan mereka tidak siap menghadapi perang.

Kekerasan antara Israel Hizbullah meletus setelah Hamas meluncurkan serangan yang mengejutkan melawan tentara Israel dan warga sipil pada 7 Oktober.

Menurut laporan Israel, sekitar 1.400 warga tewas akibat serangan tersebut.

Meskipun seruan gencatan senjata mengemuka, Israel mengatakan tidak akan menghentikan serangan ke Gaza hingga Hamas diberantas.

Hamas juga disebut sebagai poros perlawanan dengan Hizbullah.

Mohannad Hage Ali, seorang analis di di Lebanon dengan The Carnegie Middle East Center, Nasrallah bisa memperingatkan Israel mempertimbangkan lagi penilaian objektivitasnya.

"Saya percaya Hizbullah...melihat konflik ini sebagai ekstensial. Mereka berpikir bahwa jika Israel berhasil memberantas Hamas di Jalur Gaza, maka mereka akan berbalik dan berbalik melihat apa yang mereka lihat sebagia ancaman Hibullah," kata Hage Ali.

Hizbullah telah berjuang mendapatkan kembali dukungan dari golongan Arab Sunni yang lebih luas setelah intervensi di Syiria menyelamatkan Presiden Bashar al-Assad, sekutu dari cabang Islam Syiah.

Al-Assad mengizinkan senjata Iran melewati batas teritorialnya guna mencapai Hizbullah di Lebanon.

Selama puncak peperangan, Hisbullah mengepung dan membuat warga sipil kelaparan yang menentang rejim Syiria.

Nasrallah melihat krisis di Gaza sebuah kesempatan memperbaiki citranya.

"Ini adalah momen bagi Nasrallah," kata Hage Ali kepada Al Jazeera.

“Jutaan warga Arab akan menyaksikan pidatonya di seluruh dunia. Mereka akan mendengarkan pemimpin wilayah yang mampu menyampaikan kemarahan dan keputusasaan dengan mengatakan kepada mereka bahwa dia akan beraksi dan mendukung warga Palestina di Gaza," kata dia.

Sekutu Hamas

Hizbullah adalah sekutu Hamas yang juga didukung oleh Iran dan berkomitmen menghancurkan Israel.

Sejak serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan kampanye pemboman dan invasi Israel ke Gaza, kekhawatiran meningkat di Timur Tengah bahwa Hizbullah akan membuka front kedua melawan Israel di perbatasan utaranya, sehingga memicu perang yang lebih luas.

Hizbullah, seperti Hamas, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Dalam beberapa pekan terakhir, Israel dan Hizbullah terlibat dalam aksi saling tembak dan serangan rudal di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, meskipun kedua belah pihak tampaknya membatasi tindakan mereka untuk menghindari konflik yang lebih luas.

Sayyid Hassan Nasrallah--yang sering berbicara kepada para pengikutnya melalui pidato langsung yang diikuti di seluruh wilayah--belum berbicara secara terbuka sejak konflik ini berlangsung.

Hal itu membuat banyak spekulasi tentang apa yang akan diputuskannya dalam pengumuman penting pada hari ini.

Di medan perang, pertempuran tampaknya mengalami eskalasi di sepanjang perbatasan utara Israel dengan Lebanon sepanjang hari Kamis kemarin.

Setelah serangkaian serangan lintas batas sepanjang hari, Hizbullah dan Hamas sama-sama mengaku bertanggung jawab pada Kamis malam atas serangan terpisah dan besar-besaran ke Israel utara.

Televisi Israel menayangkan rekaman yang menunjukkan dampak serangan roket di kota paling utara Israel, Kiryat Shmona.

Sebelumnya pada hari itu, Hizbullah juga mengatakan mereka telah menggunakan drone berisi bahan peledak untuk menyerang posisi tentara Israel di daerah perbatasan yang disengketakan yang dikenal sebagai Peternakan Shebaa, yang merupakan indikasi terbaru bahwa mereka berusaha menggunakan lebih banyak persenjataannya.

Tanggapan tentara Israel tampaknya cepat dan luas, dimana kantor berita milik pemerintah Lebanon melaporkan bahwa tiga warga sipil tewas.

Dalam sebuah pernyataan, militer negara tersebut mengatakan pihaknya telah menargetkan infrastruktur militer, pusat komando dan kendali, gudang senjata, dan kompleks militer milik Hizbullah.

Sumber: Tribunnews.com

×
Berita Terbaru Update