Jakarta,Jurnalisme.Online
Kejuaraan Nasional Pencak Silat Kazakhstan telah berhasil digelar pada 24-26 November 2023 di Karaganda, Kazakhstan. Sebanyak 200 partisipan dari 12 provinsi di Kazakhstan ikut serta di kompetisi ini.
Menariknya, pelatih para peserta kejuaraan ini didatangkan dari Indonesia. Mereka adalah Muh Abdul Haris, Luky Fatur Ramadhan, dan Tri Utaminingsih yang merupakan pelatih pencak silat dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
"Kami sangat berterimakasih kepada Rektor UNY, Prof Sumaryanto dan Wakil Rektor, Prof Siswantoyo atas kerjasama luar biasa ini. Untuk menjaga kontinuitas kami berharap setiap tahun UNY dapat mengirim mahasiswa dan pelatih silat ke Kazakhstan dan Tajikistan," ujar Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Dr M Fadjroel Rachman dalam keterangannya, ditulis Rabu (29/11/2023).
Almaty, sebagai salah satu peserta kejuaraan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pelatih dari UNY yang telah membantunya selama kejuaran.
"Pelatihannya sangat bagus. Para pelatih sangat membantu kami dalam persiapan untuk mengikuti kompetisi ini. Mereka mengajarkan kami beberapa teknik baru," tuturnya.
Para pelatih pun menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para peserta kejuaraan selama mengikuti latihan. Menurut mereka, beberapa peserta telah memahami aturan hingga teknik baru dalam pencak silat.
"Kami mengapresiasi semangat belajar para pesilat Kazakhstan. Ada banyak perubahan setelah mereka mengikuti pelatihan yang kita laksanakan. Misalnya, mereka semakin memahami terkait aturan pertandingan, juga mampu mempraktekkan beberapa teknik baru," ujar tim pelatih.
Kazakhstan Kiblat Pencak Silat Asia Tengah & Eurasia
Dubes Fadjroel pun mengatakan bahwa pencak silat di Kazakhstan telah menjadi kiblat bagi masyarakat di kawasan Eurasia dan Asia Tengah. Ia pun bangga lantaran kesenian yang memiliki banyak atlet ini kini telah ditetapkan sebagai warisan tak benda oleh UNESCO.
"Sebagai salah satu warisan budaya kami, Indonesia akan mendukung pengembangan pencak silat di Kazakhstan. Pencak Silat merupakan seni bela diri asal Indonesia yang telah diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO," ujarnya.
Fadjroel mengatakan bahwa keberadaan pencak silat di Kazakhstan semakin berkembang, terbukti dengan meningkatkan perolehan prestasi dari para atlet nasional maupun regionnya.
Di negara tersebut, kini telah berdiri Asosiasi Pencak Silat Kazakhstan yang berada di 15 daerah dan 30 klub resmi yang memiliki sekitar 4.000 pesilat. Beberapa prestasi internasional pun telah ditorehkan beberapa pesilat nasional.
Contohnya 1 perak dan 1 perunggu di World Pencak Silat Championship Malaka, Malaysia (2022), 1 perak di Asian Pencak Silat Championship di India (2022), 1 emas, 3 perak, dan 7 perunggu di Asian Championship (2023), 8 emas, 10 perak, dan 9 perunggu di Kejuaraan Terbuka Timur Tengah ke-1 di Dubai (2023).
Presiden Asosiasi Pencak Silat Kazakhstan, Mr. Gadzhiev Gadzhi menyampaikan terimakasih atas dukungan penuh pemerintah Indonesia untuk pengembangan Pencak Silat di Kazakhstan.
"Terimakasih atas dukungan pemerintah Indonesia, termasuk KBRI Astana dan kehadiran Bapak Dubes Fadjroel Rachman di tiap kegiatan yang kami lakukan. Acara ini untuk persiapan dan seleksi untuk mengikuti kompetisi di Singapura pada bulan Desember tahun ini dan kompetisi Indonesia tahun depan," ungkapnya.
Sumber:Detik.com