Jakarta,Jurnalisme.online - Ketua DPP PDIP Puan Maharani merespons menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, yang memilih mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, meskipun masih berstatus sebagai kader PDIP. Puan menyebut akan menunggu terlebih dulu sikap dari Bobby."Ya nanti kita tunggu dulu Mas Bobby-nya segalau apa," kata Puan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/10/2023). Puan menjawab pertanyaan apakah akan memanggil Bobby, karena memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
"Belum tahu Mas Bobby-nya galaunya kayak gimana," sambungnya.
Sebelumnya, capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftar ke KPU. Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan mendukung pasangan tersebut.
Awalnya Bobby menanggapi apakah dia masih menjadi juru kampanye nasional untuk pasangan yang diusung koalisi PDIP, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Bobby mengaku sejauh ini masih jadi kader PDIP dan akan mendiskusikan soal juru kampanye itu.
"Selama ini sejauh ini saya masih jadi kader, nanti ini akan saya diskusikan dulu," kata Bobby saat ditemui di Balai Kota Medan, dilansir awak media, Rabu (25/10/2023).
Awalnya Bobby menanggapi apakah dia masih menjadi juru kampanye nasional untuk pasangan yang diusung koalisi PDIP, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Bobby mengaku sejauh ini masih jadi kader PDIP dan akan mendiskusikan soal juru kampanye itu.
"Selama ini sejauh ini saya masih jadi kader, nanti ini akan saya diskusikan dulu," kata Bobby saat ditemui di Balai Kota Medan, dilansir awak media, Rabu (25/10/2023).
Disinggung mengenai Gibran, Bobby menilai kakak iparnya itu cocok menjadi cawapres. Bobby tidak sepakat banyak yang menilai Gibran tidak berpengalaman.
"Cocok, pengalaman ini bukan diambil dari berapa lama, bukan diambil dari berapa panjang, tapi berapa cepat seseorang itu mengambil suatu momen kejadian untuk menjadikan pengalaman. Belum tentu pengalaman pribadi atau kejadian pribadi menjadi pengalaman dia, bisa saja kejadian terjadi pada orang kejadian ini jadi pengalaman," ujarnya.
"Cocok, pengalaman ini bukan diambil dari berapa lama, bukan diambil dari berapa panjang, tapi berapa cepat seseorang itu mengambil suatu momen kejadian untuk menjadikan pengalaman. Belum tentu pengalaman pribadi atau kejadian pribadi menjadi pengalaman dia, bisa saja kejadian terjadi pada orang kejadian ini jadi pengalaman," ujarnya.