Aceh Tamiang – jurnalisme online| Sejumlah Dayah di Aceh Tamiang menggelar acara Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2023 secara khusus. Selasa (24/10/23), Pj. Bupati, Dr. Drs. Meurah Budiman, SH, MH, menghadiri Peringatan Hari Santri di Dayah Misbahul Rasyad Al Aziziyah, di Kampung Benua Raja, Rantau.
Pj. Bupati Meurah ketika diwawancarai saat mengikuti acara tersebut mengungkapkan dirinya sangat mengapresiasi hajatan yang digelar di dayah pimpinan Abiya Tgk. Nurmiswari itu. Menyampaikan pesannya kepada para santri yang ada, dirinya meminta agar santri ikut aktif mewarnai pembangunan daerah yang berlandaskan syariat ini.
“Harapan kita, santri ini bisa membangun Indonesia dari berbagai sisi, misalnya pendidikan, sosial dan budaya,” ungkapnya.
Di sisi lain, dikatakan Meurah, para santri di Aceh Tamiang memiliki tugas lebih berat karena harus mengawal akidah dan perilaku masyarakat dari ancaman degradasi moral. Hal ini disebabkan geografis Aceh Tamiang yang berbatasan langsung dengan Langkat, Sumaetara Utara, yang memiliki beberapa perbedaan sosial dan budaya mencolok.
“Tapi tetap harus menjaga toleransi, harus menghargai perbedaan,” ungkapnya.
Pada acara yang digelar secara khusus itu, Kapolres AKBP Muhammad Yanis didaulat menjadi Inspektur Upacara. Dalam amanatnya, Yanis mengatakan, kontribusi santri di zaman perjuangan begitu besar, sehingga harus dilanjutkan para santri milenial dengan berperan di setiap sendi pembangunan Indonesia.
Kapolres Yanis mengungkapkan, momen dirinya menjadi inspektur upacara sangat penting untuk mengenang kontribusi santri di zaman perjuangan.
“Kita ketahui bersama perjuangan Republik Indonesia ada peran santri, sangat besar sekali,” kata Yanis usai upacara.
Yanis menuturkan, keterlibatan dirinya secara langsung dalam upacara ini untuk mendukung para santri meniru para perjuangan santri di masa kemerdekaan. Artinya kata dia, santri jangan hanya berkutat pada ilmu keagamaan, tapi juga harus mendalami wawasan kebangsaan dan bernegara.
“Jadi sebenarnya santri di zaman perjuangan sudah memiliki wawasan kebangsaan dan kenegaraan. Inilah menjadi modal santri ketika itu untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan,” ungkapnya.
Di tengah perubahan zaman ini Yanis mengingatkan perjuangan bisa dilakukan dengan berperan langsung dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. “Jangan lagi santri berpikiran hanya sebatas menjadi ustaz, perkembangan zaman ini santri bisa menjadi polisi, tentara, dokter, PNS atau profesi lainnya,” kata Yanis.
Selain upacara, atraksi pencak silat dan teatrikal perjuangan kemerdekaan ikut dipersembahkan, mewarnai Peringatan Hari Santri di Dayah Misbahul Rasyad Al-Aziziyah. Seluruh atraksi yang diperagakan santri ini mendapat apresiasi dari seluruh undangan dan peserta upacara.
“Teatrikal ini untuk mengingatkan kembali kalau santri bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia,” kata Pimpinan Dayah Misbahul Rasyad Al-Aziziyah, Abiya Tgk. Nurmiswari.
Abiya Nurmiswari sepakat kalau di masa mendatang santri harus mampu menjadi pemimpin bangsa. “Santri harus ada di mana-mana,” cetusnya.
Tampak hadir dalam kegiatan kemarin, dua pimpinan DPRK, Fadlon dan Muhammad Nur, Anggota DPRK, Tri Astuti, Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesra, Muslizar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Catur Haryati, Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Haliah, Kabag Prokopim, Azwanil Fakhri, perwakilan sejumlah SKPK dan Kantor Kemenag setempat, unsur Forkopimcam, para santri serta ratusan tamu yang ikut meramaikan kegiatan.**(yd)