Jakarta, Jurnalisme.online
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan meningkatkan patroli siber selama Pemilu 2024 untuk mencegah penyebaran konten hoaks.
Hal itu merupakan satu dari sekian langkah strategis dalam rangka mencegah penyebaran hoaks ketika pemilu.
"Seiring narasi damai 2024, Kominfo mendorong kampanye awas hoaks pemilu, menjadi pengingat lebih berhati-hati menerima dan memberitakan informasi terkait pemilu," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (27/10/2023).
Langkah-langkah strategis tersebut, di antaranya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya hoaks pemilu. Dia mengingatkan masyarakat akan pentingnya verifikasi informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
Dia meminta platform media sosial dan masyarakat untuk terus mengidentifikasi dan melawan penyebaran hoaks pemilu.
"Meningkatkan patroli siber dan penerimaan pengaduan masyarakat terkait hoaks pemilu," kata Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) itu.
Sebagai informasi tambahan, Kominfo turut mencatat adanya kenaikan tajam penyebaran hoaks alias berita bohong terkait dengan pemberitaan pemilu 2024.
Dibanding pada 2022, tahun ini naik 10 kali lipat. Budi melaporkan, Kominfo pada 2022 menemukan 10 hoaks terkait pemilu. Sementara sejauh ini sepanjang 2023 ada 98 temuan hoaks pemilu.
Secara khusus ungkap Budi Arie, meski terlihat fluktuatif sejak Juli 2023, terjadi peningkatan signifikan dari bulan ke bulan sebelumnya.
Berikut detailnya:
Januari 1 hoaks
Februari 1 hoaks
Maret 8 hoaks
April 1 hoaks
Mei 5 hoaks
Juni 9 hoaks
Juli 14 hoaks
Agustus 18 hoaks
September 13 hoaks
Hingga 26 Oktober 18 hoaks
Sumber: Tribunnews.com