Jambi,Sarolangun - Jurnalisme.online - Rabu (11/10/2023 ) sekitar pukul 08.30 Wib Pemerintah Kab. Sarolangun melaksanakan kegiatan Suro Melangun dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-24 Kab. Sarolangun Tahun 2023, kegiatan tersebut diikuti oleh Kapolres Sarolangun AKBP Imam Rachman, S.IK bersama jajaran Forkompinda Kabupaten Sarolangun yang berlokasi di Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Jambi.
Suro Melangun diikuti oleh Penjabat Bupati Sarolangun Dr Ir Bachril Bakri, M.App, Sc, Ketua TP PKK Sarolangun Ny Indah Dewi Bachril, Kapolres Sarolangun AKBP Imam Rachman, S.IK, Dandim 0420/Sarko diwakili Danramil 0420-04 Sarolangun Mayor Inf Abdul Azis Effendi, Kajari Sarolangun Zulfikar Nasution, SH, MH, Ketua PN Sarolangun Deka Diana, SH, MH, Plh Sekda Sarolangun Ir Dedy Hendry, M.Si, Kadisparpora Sarolangun H Saipullah, S.Sos, MH, Danramil 0420-01 Batang Asai Kapten Inf Suhadi, . Ketua LAM Jambi Kab. Sarolangun Helmi, beserta anggota, Para kepala OPD Pemkab Sarolangun, TP PKK Sarolangun, Kapolsek Sarolangun Iptu Dwiyatno, SH, MH, Danramil 0420-01 Batang Asai Kapten Inf Suhadi, Kades Lidung Zuhrizal, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Masyarakat Sarolangun dan Insan Pers.
Kegiatan diawali pukul 09.05 Wib, kegiatan senaning makam Panglimo Jayo Sakti, Panglimo kumbang di Desa Lidung kemudian rombonganmelanjutkan kegiatan Biaro makan syekh Abdul Gani Tjokro Aminoto Rio Depati Rd. Jayaningrat Singodilago, ulu balang rintik hujan panas Panglimo Siamang gagap di Desa Lidung,
Dalam kegiatan tersebut Sdr Tiblawi Syarif, S.Sy, MH menceritakan sejarah asal usul Sarolangun di makam tersebut, syekh Abdul Gani lahir di Turki, pada usia 17, beliau bersama 10 rang mengembangkan Agama Islam ke Kepulauan Nusantara dan berpencar. syekh Abdul Gani sendiri ke Pulau Jawa dan berganti nama menjadi Tjokro Aminoto untuk mempermudah membaur dengan warga setempat.
“Tjokro Aminoto meminta izin kepada orang tua dan gurunya untuk ke Pulau Sumaterabersama kedua temannya untuk menyebarkan Islam dan bertemu dengan keluarganya Ahmad Salim di Kerjaaan Melayu di ujung Jabung” katanya.
Cerita dilanjutkan, ketiganya melakukan perjalanan kembali menggunakan perahu kayu menyusuri sungai tembesi hingga pada akhirnya sampai di Mangkadai kemudian Tjokro Aminoto ikut suyono membuka lahan pertanian di daerah Melako dan menikah diperkirakan tahun 1474 H/ 876 H, singkatnya kehidupan keluarga Tjokro Aminoto berpindah pindah sampai akhirnya mencari daerah untuk mengembangkan wilayah dimulai dari tempat persinggahannya saat perta kali menyusuri Sungai Batang tembesi saat meletakkan ubi, daerah tersebut di temukannya, ianya melihat ubi tersebut melilit di batang kayu aro sehingga dinamakan Ubni Aro (Biaro) disinilah ia memulai dan mengembangkan wilayahnya sampai akhirnya ujung tanjung dijadikan pusat ekonomi yang saat itu masih hutan belantara dan belum ada penduduk .
Akhir kisah, Tjokro Aminoto bersama masyarakat membuat nama pasar yang dikaitkan dengan peristiwa diujung tanjung dan biaro yaitu samun komring, perebutan cucu yaitu saro melangun, sehingga disepakati nama Sarolangun, peristiwa itu terjadi pada tahun 1527 M / 929 H.
Kita kembali kegiatan Kapolres Sarolangun beserta rombongan selanjutnya melakukan Tabur benih ikan 2.500 ekor di Danau Baru, Penyerahan bantuan paket sembako kemiskinan ekstrem dan santunan anak yatim di SD 140/VII Lidung, lalu rombongan Menuju pulau Jungut makan Uubur Ayak lalu kegiatan berakhir di Kampung Ujung Tanjung Kel. Dusun Sarolangun berupa keliling kampung dan buka pusako bedil Pak Lingam dan makan siang.
(Hasbi)