Merangin - Jurnalisme Online - Minggu (13/07/2023) Pemasangan Tower Telkomsel di Desa Jelatang RT 05 sejak bulan Mei 2023 lalu telah merugikan salah satu masyarakat yang rumahnya berdampingan dengan pembangunan tower tersebut.
Berjarak kurang lebih 5 meter dari pagar tower, membuat sumur milik Salma (60) warga Desa Jelatang tidak bisa digunakan karena keadaan air yang keruh sejak dilakukan penggalian pondasi tower tersebut.
" Sejak pembangunan tower itu, sumur kami air nya keruh. Tidak bisa lagi kami gunakan. Baru- baru air kami keruh kemarin, kami mintak air dengan tetangga. Kalau kini kalau hujan kami ngambil air di rumah anak kami" Jelas Salma.
Berdasarkan keluhan tersebut, Salma bersama anak- anaknya telah melakukan pelaporan kondisi tersebut kepada Kontraktor tower Telkomsel.
Menurut keterangan Hasibuan selaku Kontraktor pengerjaan Tower Telkomsel, bahwa pihaknya telah memberikan senilai uang 8 juta sebagai biaya ganti rugi sumur yang rusak kepada Taufik.
Setelah dilakukan pelaporan tersebut, sumur Salma pun mulai dikerjakan dengan kedalaman kurang lebih 5 meter dengan menggunakan gorong- gorong untuk sumur, sekitar bulan Juni lalu.
Hingga Agustus, sumur Salma terbengkalai tidak dikerjakan dengan alasan menunggu musim panas. Hingga membuat kerugian seperti tidak bisa melakukan aktifitas menggunakan air sumur seperti biasanya sejak bulan Mei hingga sekarang.
Pihak Telkomsel dihubungi terkait kelanjutan pembangunan sumur tersebut malah dinilai berbelit, karena diarahkan kembali kepada Taufik tanggung jawabnya.
" Saya cuma berharap sumur itu cepat di ganti rugi dan dilanjutkan pengerjaan nya. Saya ini sudah tua tidak sanggup kalau mengambil air jauh - jauh" Harapnya. (Hsb)