Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Mengenang kembali sedikit sejarah rumah Adat dan Siger Lampung

Sabtu, 12 Agustus 2023 | Agustus 12, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-12T15:26:01Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?




way kanan - jurnalisme.online


Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam wilayah, suku, dan kebudayaan, salah satunya adalah Lampung. Wilayah yang menjadi gerbang Sumatera untuk Pulau Jawa ini mempunyai segudang keragaman kebudayaan, salah satunya adalah rumah adat Lampung.

Rumah adat tersebut memiliki desain khas seperti rumah-rumah di Pulau Sumatera.

Dikenal dengan nama Nuwo Sesat, rumah adat ini digunakan sebagai tempat dilangsungkannya pertemuan bagi masyarakat suku Lampung.

Berbentuk seperti rumah panggung, rumah ini diatur sesuai dengan kondisi alam Lampung yang dialiri banyak sungai.

Hunian ini dibuat membelakangi aliran sungai untuk mengikuti alur berpola rapat.

Selain itu, bangunan yang dibangun di atas permukaan tanah atau air ini dibuat untuk menghindari binatang buas.

Sejarah Rumah Adat Lampung
Sejak dulu, rumah adat Lampung memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan masyarakat adat, seperti purwatin atau penyeimbang adat.

Bentuknya sendiri menyerupai rumah panggung dan berbahan kayu berbentuk anyaman ilalang pada atapnya.

Namun begitu, atap ilalang telah tergantikan oleh genteng agar bisa melindungi atap dengan optimal.

Fungsi Siger Lampung
Berikut merupakan fungsi dari siger lampung dari zaman dahulu hingga sekarang:

Siger lampung berfungsi sebagai aksesoris busana adat yang penggunaannya bersifat khusus.
Siger digunakan oleh pengantin wanita suku Lampung pada acara pernikahan maupun acara adat lainnya.
Menjadi simbol kehormatan dan status sosial seseorang dalam masyarakat Lampung.
aat ini, siger sudah difungsikan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
Jenis Siger Lampung
Dalam masyarakat Lampung, siger terdapat tiga jenis yaitu:

1. Siger Saibatin
Siger Saibatin adalah siger suku Lampung adat Saibatin, yang memiliki tujuh lekukan dan berhiaskan batang pohon sekala di masing-masing lekuknya.

Tujuh lekuk siger melambangkan tujuh gelar pada masyarakat di daerah pesisir, yaitu Minak, Kimas. Mas Inton, Sutta Dalom, Raja Jukuan Dipati, Batin, dan Radin.

Di mana, gelar tersebut hanya bisa digunakan oleh keturunan lurus saja (kental dengan nuansa kerajaan). Artinya, jika orang tersebut bukan anak raja, dia tidak berhak menggunakan gelar tersebut.

2. Siger Pepadun
Siger Pepadun mempunyai ujung berjumlah sembilan lekuk. Siger ini berbentuk mirip dengan buah sekala, konon dikarenakan kerajaan Sekala Bekhak menjadi cikal bakal masyarakat Lampung.

Sembilan lekukan itu yang mewakilkan sembilan marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Di antaranya Buai Nunyai, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha, Buai Unyi, Buai Nuban, Buau Subing, Buai Beliuk, dan Buai Nyerupa.

3. Siger Tuha
Siger Tuha adalah siger yang bentuknya mirip dengan buah sekala berhiaskan pohon sekala di atasnya.

Siger ini telah digunakan telah sejak zaman animisme dan Hindu-Budha, namun siger ini masih bisa dijumpai hingga sekarang. Siger ini tersimpan khusus di Kesultanan Paksi Pak Sekala Bekhak.

Zaman dahulu, tidak ada aturan khusus terkait jumlah lekuk pada siger dan hanya boleh dikenakan oleh keturunan Saibatin (bangsawan).

Saat ini, simbol siger lampung bisa ditemukan juga dalam bentuk tugu, menara, gapura, hiasan rumah, pagar,bentuk aksesoris, lukisan, patung, hingga boneka,

Bentuk siger yang paling khas dan menjadi ikon Provinsi Lampung adalah Menara Siger, yang lokasinya berada tepat di titik 0 km Pulau Sumatra.

( * )

×
Berita Terbaru Update