SAMPANG jurnalisme.online
Dugaan lemahnya Pengawasan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sampang Madura Jawa Timur memantik perhatian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Study Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (SP2M) serta Komunitas Gerakan Analisys Kebijakan Publik (GASKen Pull) setempat
Dalam rilisnya kamis 13/7 di Cafe yang ada di jalan Makboel Kelurahan Polagan, Supriyadi Ketua Komunitas GASKen Pull mengungkapkan Dana Desa tahap ke 2 tahun 2023 ada yang sudah mulai dicairkan berdasarkan data pencairan secara Digital
Dijelaskan pihaknya akan terus mendorong supaya Pengawas Struktural seperti DPMD serta Camat lebih memperketat Pengawasan
“Jangan hanya melakukan monitoring tak berkesinambungan, tapi evaluasi dan progresnya intens dilakukan,” ujar Sup Aktifis Asal Tambelangan
Diungkap juga indikator dari penilaian lemahnya Pengawasan yakni masih banyaknya kegiatan fisik di sejumlah Desa yang ditemukan baik oleh Komunitas GASKen Pull, LSM SP2M maupun elemen masyarakat lainnya
Ditambahkan, Ia juga meminta DPMD untuk menyampaikan kepada Pengelola DD supaya kegiatan fisik Infrastruktur wajib dipasang prasasti, selain karena sesuai ketentuan juga penting untuk membedakan kegiatan dari DD dengan kegiatan lainnya yang juga sudah mulai digelar
Sementara Chairil Saleh Aktivis LSM SP2M menegaskan perlu pola baru dari Pengawas Struktural untuk meminimalisir penyimpangan dan agar Pembangunan dirasakan oleh masyarakat setempat
“Setiap pekerjaan pasti ada konsekwensi dalam batas kewajaran, tapi bila secara kasat mata saja sudah kelihatan penyimpangannya berarti sudah luar biasa,” tutur Chairil Saleh
Ia berharap Kades/Pj Pengelola DD tidak perlu alergi untuk menyampaikan penjelasan, sebab pihaknya masuk ke ranah tersebut untuk mengisi ruang yang belum tercover oleh Pengawas Struktural
“Apalagi kemungkinan besar DD akan naik kedepannya,” imbuh Chairil Saleh
Ia menegaskan akan terus mengawal baik realisasi DD yang sudah di jalankan maupun yang baru terealisasi pencairannya.
(SP)