BUTUH BANTUAN HUKUM?
.png)
Sudah beberapa tahun ini pemerintah membiarkan kondisi Jembatan Namu Ukur di Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat rusak parah.
Akibatny, ada ibu dan anak yang terjun ke sungai pada Selasa (4/7/2023) kemarin.
Adapun korbannya, Anggi Puspa Sari (40) dan anaknya AP (9).
Keduanya merupakan warga Kampung Kolam, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.
Akibat terjatuh dari Jembatan Namu Ukur yang dibiarkan rusak oleh pemerintah, kondisi sang ibu luka parah.
Kini korban Anggi kritis, dengan kondisi rahang bagian bawah patah, tangan kiri terkilir, hidung mengeluarkan darah dan luka gores pada bagian wajah.
Menurut Sekretaris Kecamatan Sei Bingai, Tuahta Gurusinga, ibu dan anak tersebut terperosok ke lubang menganga yang ada di Jembatan Namu Ukur.
Tuahta bilang, bahwa perbaikan Jembatan Namu Ukur ini tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sumut.
"Perbaikan itu tanggung jawab provinsi, bukan Pemkab Langkat. Kami sudah usulkan ke pemkab berulang kali untuk diperbaiki," kata Tuahta.
Setelah perangkat kecamatan mengusulkan, menurutnya, Pemkab Langkat harusnya menekan Pemprov Sumut untuk melakukan perbaikan.
Sayangnya, sejak rusak parah tahun 2020, Jembatan Namu Ukur tak tersentuh perbaikan.
Kapolsek Sei Bingai, AKP Japaris Peranginangin mengatakan pihaknya sudah mengevakuasi korban ke Puskesmas Namu Ukur, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.
"Korban merupakan ibu dan anak yang mengendarai sepeda motor. Ibunya yang mengalami luka parah, sementara anaknya tidak begitu," ujar Japaris.
Ia mengatakan, sebelum kejadian Jembatan Namu Ukur tengah padat lalu lintas.
"Sebelum kejadian memang ada dilakukan pengaturan lalu lintas karena jalan pada jembatan itu sudah dalam keadaan berlubang. Namun korban memaksakan diri untuk masuk ke arah yang tidak semestinya, sehingga ban depan sepeda motornya masuk ke lubang dan korban jatuh ke bawah sungai," ucap Japaris
Sumber: Tribunnews.com
