Notification

×

Iklan

 


Iklan

 


Tag Terpopuler

Dialog Pemuda Pondok Melati Tema : Pendidikan Pemilih Dalam Pemilu 2024, Menuju Pemilu AMAN tanpa Politisasi Agama

Minggu, 23 Juli 2023 | Juli 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-24T03:13:51Z


BUTUH BANTUAN HUKUM?


 

Jurnalisme.Online


Panitia Pelaksana Pemuda KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia ) menyelenggarakan

Dialog Pemuda Pondok Melati yang 

diselenggarakan di Kantor Kecamatan Pondok melati 

Sabtu 22 Juli 2023.


Dihadiri oleh  Camat Pondok melati Heni setiowati.ST.MSI. Mustofa.S.Pd.I (Ketua KNPI Pondok Melati). Daeng Wijaya. SH ( Sekretatis CKNPI PONDOK MELA )

Pemuda FORKABI, Penuda Pancasila(PP).  Pemuda / di, N.U (NAHDLATUL ULAMA)


Hadir dengan Nara Sumber  :

Ali Syaefa.M.IP ( KPUD KOTA BEKASI )

Kyai Syamsuddin.HS. M.Ag ( Wakil Ketua DPC PPP KOTA BEKASI )

Heri Purnomo. ST ( FRAKSI PDIP KOTA BEKASI )

H.AWING ASMAWI.SE ( Fraksi Partai DEMOKRAT )

Very Tommy Talumepa. SE ( Ketua PK GOLKAR PONDOK MELATI )

Ahmadi Madong ( DPC PKB KOTA BEKASI )

Mursali ( KETUA DPC PAN  KOTA BEKQSI )

SODIKIN .SH ( FRAKSI PARTAI DEMOKRAT KOTA BEKASI )


Syamsuddin, HS, M.Ag ( Wakil ketua  DPC PPP Kota Bekasi ) Dalam sambutan nya mengatakan  

"Bagaimana merubah Maindset masyarakat tentang Wanipiro, mentalitas Caleg konvensional, Beberapa sekelompok para Politisi Agama memanfaatkan isu - isu Agama ,isu-isu Inmondial  Tegas nya


"Menjadi Politisi bukan untuk suatu kebanggaan 

Kekuasaan (prestisius) atau limpahan materi, Kerja kerja Politik seharusnya nya untuk memberdayakan masyarakat, akses Pendidikan, Pelatihan, Skill di zaman sekarang in perlu di tonjol kan , sebagai gambaran negara Cina mendominasi kekuatan Teknologi dan industri Pungkas nya.


Lebih jauh lagi beliau mengungkapkan;

Mindset,Politik transaksion, plus mentalitas caleg/politisi harus kita perbaiki.

Masyarakat harus dicerdaskan, diempowering, bukan dimanipulasi dengan politisasi dan kapitalisasi agama.


Kerja kerja politik adalah kerja mulia, sangat positif bahkan bernilai jihad dalam agama.

Politik bukan masalah kekuasasn dan prestisius jabatan atau kelimpahan materi, 


"Politik adalah kerja2 legislasi, merancang program2 pragmatis, real untuk edukasi dan social empowering, penyediaan lapangan kerja, pelatihan skill, pendampingan kaum marginal, dhuafa, nasib kaum permpuan, memberantas kemiskinan, kebodohan di masyarakat..



Intinya mencerdaskan masyarakat dengan berbagai program edukasi, social empowering dll, bukan memanipulasi masyarakat dengan membeli suaranya dan menjadi tiket untuk bisa duduk di kursi legislatif parlemen"


Lebih jauh lagi beliau mengungkapkan dalam realese tema pembicaraannya tentang:


*"Pararelitas misi politik dan agama"*

_(Memberdayakan ummat dengan memotong lingkaran setan KKPKK: Kemiskinan, Kebodohan, Pengangguran,  Kejahatan dan Kekufuran)_


Menjelang akhir dekade 2000-an terjadi peristiwa besar dunia yaitu runtuhnya tembok Berlin _(The fall of the Berlin Wall 9 November 1989)_

menandai luruhnya sekat sekat pertarungan ideoligis yang selama puluhan tahun membelah blok dunia ke dalam 2 blok pertarungan simetris dalam skema perang dingin (cold ward) blok Sosialist komunis (USSR) vs Kapital (USA/Western).


Runtuhnya tembok Berlin sebuah pesan kepada dunia bahwa pertarungan ideoligis Sosialis Komunis vs Kapitalis termssuk Islamis sudah berakhir.


Pertarungan saat ini telah beralih menjadi perang baru yang bersifat asimetris yaitu perang dagang (Trade War) di mana masing masing blok kepentingan, bangsa dan suatu negara hanya bertujuan bagaimana memakmurkan dan mensejahterakan diri masing masing,  memupuk kekuatan ekonomi dan aset aset sumber SDM (demografi) serta SDA secara maksimal untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara dan rakyatnya masing masing.


Maka muncul perang blok US vs Eropa, US vs China, China Vs Eropa dll,  bahkan Indonesia dihukum oleh WTO karena masalah ekspor CPO dan Nikel.


Sekat sekat ideoligis dunia telah lebur, hanya satu kepentingan yaitu ekonomi.


Dalam konteks inilah bangsa Indonesia harus melihat tantangan yang sebenarnya, bukan tantangan Ideologi atau agama tapi tantangan ekonomi dan kesejahteraan.


Bagaimana menyiapkan bangsa ini agar kompetitif, edukatif, cerdas,  memiliki skill dan kemampuan modal finansial agar bisa survive bertarung dengan bangsa lain.


Bagaimana mengupayakan agar anak bangsa mampu berkompetisi dalam perang seperti ini?


Satu satunya jalan ialah edukasi, tingkatkan dan beri akses pendidikan dan kemampuan skill diberbagai bidang agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk berkompetisi dalam hidup.


Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah akses pendidikan, akses permodalan, peningkatan skill dan akses lapangan kerja.


Pada titik inilah peran para politisi diharapkan agar mereka mampu mewujudkan semua itu dalam bentuk program program real dan pragmatik yang langsung dirasakan oleh masyarakat bawah, seperti membuka/memfasilitasi akses pendidikan, pendirian BLK untuk pelatihan pelatihan skill anak muda, penciptaan lapangan kerja serta penguatan permodalan wiraswasta.



Inilah tantangan real saat ini, bukan tantangan ideologi atau keagamaan. Hal ini sesuai dengan pesan dasar dan misi utama Agama Islam yaitu memberantas kemiskinan karena kemiskinan adalah sumber masalah, pangkal kejahatan, akan menciptakan lngkaran setan (poor circle) yaitu kemiskinan, kebodohan, pengangguran,  kejahatan dan kekufuran.


Harus ada usaha usaha real untuk memutus lingkar setan kemiskinan ini yaitu dalam bentuk pendampingan sosial (social empowering) agar rakyat kuat, mapan dan berkualitas, memiliki akses pendidikan, lapangan kerja serta keahlian.


Ini masalah utama ummat dan yang seharusnya menjadi konsentrasi politisi bukan sebaliknya menaikkan issu issu agama, ancaman ideoligi dan serbuan gaya hidup anti Islam, jika ini dilakukan maka ini adalah sebuah kejahatan, memanipulasi tujuan agama semata demi untuk terpilih menjadi seorang anggota dewan.



YB / Semmy Roos.


×
Berita Terbaru Update