Polri terus mengantisipasi permasalahan yang kerap terjadi saat pesta demokrasi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Permasalahan yang kerap muncul yakni gesekan di masyarakat akibat adanya perbedaan pilihan dalam memilih calon pemimpinnya.
"Menghadapi pesta demokrasi jangan lagi diisi dengan hal-hal yang justru memecah belah bangsa. Kelompok minoritas, kelompok mayoritas, kampret, cebong, itu pasti akan terjadi," kata As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo seperti dikutip, Sabtu (8/7/2 023)
Selain itu, Dedi mengatakan saat ini Korps Bhayangkara terus melakukan upaya cooling system untuk mengantisipasi terjadinya polarisasi hingga kampanye hitam atau black campaign.
Dari pengalaman pada Pemilu 2019 lalu, Dedi mengatakan permasalahan dari kelompok-kelompok tertentu yang membuat situasi tidak kondusif harus menjadi perhatian.
"Kita cukup berhasil dengan cooling system kita, kalau dulu kita namanya Satgas Nusantara bekerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, teman-teman media selalu membranding, selalu menginformasikan tentang keberagaman, tentang modernisasi beragama, tentang kebhinekaan, tentang persatuan dan kesatuan bangsa ini," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut mantan Kadiv Humas Polri ini, peran media dalam mengawal setiap tahapan pesta demokrasi juga sangat penting khususnya dalam menyampaikan kritik dan saran dari masyarakat.
"Bapak Kapolri selalu menekan kepada kita bahwa Polri salah satu tugasnya mendengarkan apa yang menjadi keluhan masyarakat, Polri juga harus mendengarkan masukan kritik maupun apapun namanya dalam rangka perbaikan Polri ke depan kita harus mendengarkan," tuturnya.
Dalam hal ini, Polri sendiri menggandeng awak media dengan menggelar ajang sepakbola dalam rangka HUT Bhayangkara ke-77 bertajuk Seven Soccer Bhayangkara Presisi Cup 2023.
Semmy Roos.