Jurnalisme.Online
- Terkuak, insiden sebulan lalu yang dialami Bripka PS, sebelum mengakhiri hidup di sebuah rumah kosong di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Anggota Unit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan diduga depresi karena sakit yang dideritanya akibat kecelakaan parah.
Tak hanya sekali, Bripka PS ternyata pernah dua kali mencoba mengakhiri hidup.
Terakhir, Bripka PS ditemukan tewas gantung diri di rumah kosong.
"Kalau nggak salah itu sudah 2 kali percobaan bunuh diri di rumah," kata Komarudin Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin kepada wartawan, Kamis (6/7/2023).
Komarudin mengungkapkan kondisi Bripka PS setelah mengalami kecelakaan tersebut.
"Yang bersangkutan ini baru kurang lebih sebulan yang lalu mengalami kecelakaan cukup parah, sehingga untuk beraktifitas harus dibantu dengan tongkat," jelasnya.
Kondisi tersebut, kata Komarudin, berdasarkan pengakuan orangtuanya.
Dimana menurut pengakuan orangtuanya, Bripka PS kerap mengeluh tidak bisa berjalan.
"Selalu mengeluh rasa sakit karena kecelakaannya 1 bulan yang lalu kalo nggak salah," kata Komarudin.
Atas kecelakaan itu, Komarudin mengatakan jika Bripka PS mengalami cidera sehingga membuat dirinya harus menggunakan tongkat.
"Kaki sebelah kanannya kan patah itu. di bagian kaki bawah sama pinggul," ucapnya.
Di samping itu, Komarudin menyebut jika sang istri dan anaknya pun juga sedang sakit sehingga diduga menjadi pemicu dirinya bunuh diri.
"Kalau di lihat dari kondisi keluarga baik-baik saja memang kondisi yang bersangkutan sakit, istri dan anaknya juga dalam kondisi yang sakit," jelasnya.
Sebelumnya, warga di sekitar Cempaka Putih, Jakarta Pusat digegerkan dengan adanya penemuan sesosok mayat dalam keadaan tergantung di sebuah rumah kosong, pada Selasa (4/7/2023) siang.
Mayat diketahui merupakan seorang anggota polisi yakni berinisial Bripka PS yang bertugas di Unit Laka Lantas Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan.
Bernard mengatakan jika pihak keluarga sempat mencari korban karena hilang selama 5 hari sebelum ditemukan tewas.
Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga korban nekat bunuh diri di rumah kosong itu akibat depresi.
Namun, Bernard dia tak menyebut lebih detil depresinya itu karena masalah apa.
"Kalau dugaan sementara kata orang itu kan saya ketemu orang tuanya itu udah lima hari yang lalu di cari cari, depresi sepertinya," ungkapnya.
Di sisi lain, Bernard memastikan jika Bripka PS tidak tewas karena membakar dirinya karena kondisi mayat yang sudah gosong.
"Bukan bakar diri, jadi itu kan karena kejadiannya sudah lima hari yang lalu jadi mayatnya itu gosong gitu loh hitam, bukan bakar diri bukan, jadi gosong mayatnya itu," tuturnya.
"Enggak itu dari tubuhnya itu kan cairannya turun jatoh ke bawah jadi hitam karena udah lima hari kan ," sambungnya.
Adapun penemuan jasad berawal pemilik rumah yang sudah tidak ditinggali selama 15 tahun itu meminta karyawannya untuk membersihkan rumah itu.
Setelah melakukan pembersihan rumah tersebut, petugas kebersihan itu mencium aroma busuk dari dalam rumah.
Ketika di cek, saksi lalu menemukan jasad korban dengan kondisi tergantung dengan kulit yang berwarna hitam.
"Rumah itu kurang lebih 15 tahun kosong, begitu orang yang disuruh itu masuk dia mencium bau busuk dicari lah sumbernya, dilihatnya lah orang sedang gantung," ucapnya.
Setelah itu, saksi langsung melaporkan ke pihak berwajib dan diketahui jika korban ternyata merupakan anggota polisi.
*) DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.
Sumber:Tribunnews.Com