Jurnalisme.online-
Baru-baru ini, seorang mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Hebei, Provinsi Hebei, China mengakhiri hidupnya dengan cara melompat lantaran marah skripsinya dicuri.
Pihak keluarga korban mengatakan, dosen yang membimbing proyek skripsinya mencuri hasil kerja mahasiswa tersebut.
Dosen itu juga menyerahkannya kepada orang lain untuk disalin.
Mengutip dari Sina, diketahui, dosen proyek skripsi mencuri hasil pekerjaan mahasiswa tersebut dan menyerahkannya kepada orang lain untuk dijiplak.
Meski korban telah meminta bantuan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk mengembalikan hasil penelitiannya, ia tetap tidak bisa mendapatkan hasil pekerjaannya lagi.
Dosen pembimbing tersebut selalu berkilah dengan mengatakan, “kerjakan lagi,” katanya.
Hal ini membuat mahasiswa tersebut menjadi putus asa dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Mirisnya, ia mengakhiri hidupnya tepat di hari wisuda, yaitu pada tanggal 16 Juni.
Tak hanya itu, atas kejadian tersebut, pihak kampus pun lepas tangan dan tak mau bertanggungjawba atas kasus tersebut.
Marah atas tindakan kampus yang tidak bertanggungjawab, keluarga mahasiswa tersebut lantas menghubungi banyak surat kabar untuk memberikan laporan dan bukti atas kejadian nahas ini.
Selain itu, keluarga juga pergi kampus dan membawa karangan bunga untuk memberi penghormatan.
Keluarga juga bersama-sama membentangkan spanduk putih bertuliskan, "Universitas Sains dan Teknologi Hebei melakukan kesalahan dalam mengajar, dosen curang, pembohong, mahasiswa paksa sampai mati!"
Berbagi dengan media, ibu mahasiswa yang malang tersebut bercerita mengenai putranya.
Kami dari Dinh Chau, Hebei. Putraku sedang belajar di Departemen Teknik Listrik Universitas Sains dan Teknologi Hebei. Anak laki-laki itu akan lulus, tetapi karena pembimbinga mencuri hasil penelitiannya dan memberikannya kepada orang yang relevan untuk disalin, anak saya benar-benar kehilangan kepercayaan pada kampus dan dosen.
Sumber: Tribunnews.com